Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Gempur Ukraina dengan Rudal Kalibr, Ledakan Terdengar Keras!

Pasukan militer Rusia diduga menggunakan rudal jelajah Kalibr untuk menargetkan gudang senjata dan perangkat keras di Wilayah Zhytomyr di barat laut Ukraina.
Pemandangan menunjukkan konvoi pasukan pro-Rusia saat konflik Ukraina-Rusia di luar kota Volnovakha yang dikuasai separatis di wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (12/3/2022)./Antara-Reuters
Pemandangan menunjukkan konvoi pasukan pro-Rusia saat konflik Ukraina-Rusia di luar kota Volnovakha yang dikuasai separatis di wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (12/3/2022)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pasukan militer Rusia disebutkan telah menggunakan rudal jelajah Kalibr untuk menargetkan gudang senjata dan perangkat keras di Wilayah Zhytomyr di barat laut Ukraina.

Dikutip melalui Russia Today, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan serangan presisi tinggi itu dilakukan saat Sabtu (26/3) waktu setempat oleh sebuah kapal rudal kecil yang tidak disebutkan namanya di Laut Hitam yang ditujukan untuk melenyapkan fasilitas militer Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan telah menembakkan empat rudal ke langit gelap secara berurutan yang mengakibatkan terjadinya ledakan keras hingga terdengar oleh para penduduk.

Kepala Administrasi Militer Regional Volyn, Yurii Pohuliako mengatakan, ledakan terdengar sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Peluncuran rudal tersebut, berasal dari wilayah Belarus.

"Tiga dari empat roket jatuh setelah ditembakkan ke langit Volyn," kata Pohuliako.

Sekadar informasi, Kota Volyn terletak di sudut barat laut Ukraina dan berbatasan dengan Polandia, anggota NATO, dan Belarus yang merupakan sekutu dekat Rusia.

Ukraina hingga detik ini berada dalam gempuran Rusia sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan invasi pada 24 Februari 2022. Adapun, pasukan Rusia masuk ke Ukraina melalui tiga titik, salah satunya dari arah Barat yakni Belarus. Sejak saat itu, ledakan dan pertempuran terus terjadi.

Di awal-awal invasi, pasukan Moskow mengklaim hanya menargetkan fasilitas militer, tetapi ternyata keadaan di lapangan tidak demikian, di mana mereka membombardir rumah sakit anak-anak, rumah sakit bersalin, apartemen penduduk, gedung teater, dan area sipil lain.

Menurut catatan PBB, sebanyak 953 warga sipil tewas, termasuk 78 anak-anak, dan 1.557 orang yang dilaporkan terluka sejak invasi, sedangkan menurut data layanan darurat Ukraina, korban tewas mencapai 2.000 orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper