Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Perang Rusia-Ukraina: AS Berikan Sanksi, Pasukan Rusia Dipukul Mundur

Pasukan Rusia dipukul mundur sejauh 25 km dari Ibu Kota Ukraina. Sedikitnya, ada 7000 tentara militer Rusia yang tewas.
Regu penyelamat mengevakuasi warga dari bangunan yang rusak akibat serangan Rusia di Kiev, Ukraina, Senin (14/3/2022)./Antara-Reuters
Regu penyelamat mengevakuasi warga dari bangunan yang rusak akibat serangan Rusia di Kiev, Ukraina, Senin (14/3/2022)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat menilai bahwa pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang saat invasi negara ke Ukraina. Sanksi akan diberikan ke Rusia.

Presiden Joe Biden melakukan perjalanan ke Eropa untuk bertemu dengan sekutu, dalam upaya untuk menekan Moskow untuk mengakhiri perang Rusia Ukraina. Babak baru akan segera dimulai, Rusia akan mendapatkan sanksi tegas.

Sumber rahasia dari Gedung Putih mengungkapkan Pemerintahan Biden dan sekutu AS sedang mendiskusikan apakah Rusia harus dikeluarkan dari kelompok negara-negara G-20 yang menangani masalah ekonomi global.

Pertemuan besar akan dilakukan yakni Kamis. NATO akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan dijadwalkan akan memberikan pidato melalui tautan video.

Sementara itu, pasukan Ukraina terus mempertahankan wilayah kenegaraannya. Serangan militer Rusia ke Ibu Kota Ukraina telah gagal, sebab pasukan Rusia telah dipukul mundur sejauh 25 km.

Perang menyebabkan kerugian bagi semua pihak. Pejabat Nato mengatakan sedikitnya ada 7.000 tentara Rusia tewas dalam bulan pertama perang di Ukraina, tetapi jumlah sebenarnya bisa jadi mencapai 2 kali lipat dari angka tersebut.

Presiden AS Biden mengungkapkan rencana Rusia untuk menggunakan senjata kimia disebut kejahatan perang dan menjadi ancaman bagi semua pihak. 

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak untuk mengesampingkan kemungkinan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir dalam konflik, mengatakan kepada CNN bahwa negaranya akan mempertimbangkan untuk melakukannya jika menghadapi "ancaman eksistensial."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper