Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: Mariupol Bagaikan Neraka, Mayat Bergelimpangan dan Bangunan Hancur

Ribuan orang Ukraina berusaha melarikan diri dari pengepungan "neraka" Mariupol pada Selasa (22/3/2022) ketika Rusia menggempur kota itu dengan bom.
Petugas darurat Ukraina bekerja di sisi rumah sakit bersalin yang rusak akibat penembakan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Serangan Rusia telah merusak parah sebuah rumah sakit bersalin di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung./Istimewa
Petugas darurat Ukraina bekerja di sisi rumah sakit bersalin yang rusak akibat penembakan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Serangan Rusia telah merusak parah sebuah rumah sakit bersalin di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Ribuan orang Ukraina berusaha melarikan diri dari pengepungan neraka Mariupol pada Selasa (22/3/2022) ketika Rusia menggempur kota itu dengan bom dan Sekjen PBB Antonio Guterres meminta Moskow untuk mengakhiri perangnya yang "tidak dapat dimenangkan".

Pelabuhan strategis di laut Azov telah mengalami penembakan tanpa henti, tetapi para pejabat Ukraina mengatakan pelabuhan itu belum direbut karena invasi Rusia, yang dimulai hampir sebulan lalu, terhenti.

Orang-orang yang berhasil melarikan diri dari Mariupol menggambarkannya sebagai "pemandangan neraka yang membekukan penuh dengan mayat dan bangunan yang hancur", menurut Human Rights Watch.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato malam regulernya bahwa satu kelompok yang melarikan diri di sepanjang rute kemanusiaan yang disepakati "ditangkap begitu saja oleh penjajah."

"Ada sekitar 100.000 orang di kota - dalam kondisi tidak manusiawi, dalam blokade total, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada obat-obatan, di bawah pengeboman terus-menerus," katanya dikutip dari Channelnewsasia.com, Rabu (23/3/2022).

Ketika Presiden AS Joe Biden bersiap untuk perjalanan ke Eropa minggu ini untuk mengatasi krisis yang berisiko meningkat menjadi konflik global, Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan agar Rusia mengakhiri "perang yang tidak masuk akal."

"Bahkan jika Mariupol jatuh, Ukraina tidak dapat ditaklukkan kota demi kota, jalan demi jalan, rumah demi rumah," katanya.

"Perang ini tidak dapat dimenangkan. Cepat atau lambat, perang ini harus berpindah dari medan perang ke meja perdamaian. Itu tidak bisa dihindari."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper