Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Kaitan Antara Konflik Tambang di Wadas dengan Jogja

Konflik tambang batuan andesit di Wadas tak berdiri sendiri, melainkan juga memiliki keterkaitan dengan wilayah Jogja.
PT Angkasa Pura I menghabiskan dana sebesar Rp10,5 triliun untuk pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang berada di Kulon Progo, Yogyakarta./Bisnis-Rinaldi M. Azka
PT Angkasa Pura I menghabiskan dana sebesar Rp10,5 triliun untuk pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang berada di Kulon Progo, Yogyakarta./Bisnis-Rinaldi M. Azka

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Di balik konflik tambang di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah yang kini tengah menyedot perhatian publik, rupanya kasus tersebut juga memiliki keterkaitan dengan wilayah Jogja.

Melansir pemberitaan Harianjogja.com sebelumnya, konflik tambang Wadas bermula dari rencana pemerintah membangun bendungan raksasa di Kecamatan Bener yang dinamai Bendungan Bener.

Diketahui, proyek bendungan itu merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Nah, guna membangun bendungan yang diklaim bakal menjadi bendungan tertinggi di Indonesia itu, dibutuhkan material batuan andesit yang akan didatangkan atau ditambang di Desa Wadas.

Lokasi proyek Bendungan Bener sejatinya berlokasi di tempat berbeda. Lokasi proyek bendungan berjarak sekitar 10 kilometer di sebelah barat Desa Wadas yang dibidik pemerintah sebagai lokasi tambang.

Adapun proyek tambang batuan andesit itu bakal mengeruk lahan pertanian dan perkebunan seluas 114 hektare yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga Desa Wadas.

Kembali ke Bendungan Bener, meski lokasinya berada di Purworejo, Jateng efek dari bendungan ini kelak juga sampai ke Jogja.

Pasalnya, selain menyuplai kebutuhan air untuk Jateng, sebagian air dari Bendungan Bener bakal digunakan untuk menyuplai kebutuhan air bersih di Jogja khususnya kawasan Yogyakarta International Airport (YIA). Pemerintah kini bahkan tengah gencar membangun kawasan aerotropolis di sekitar Bandara YIA.

"Kalau melihat presentasi BBWS [Balai Besar Wilayah Sungai] Serayu Opak dan dokumen Amdal [Analisis mengenai Dampak Lingkungan], memang 60 persen airnya untuk kebutuhan YIA," kata Ketua Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jogja Julian Dwi Prasetyo, Kamis (8/4/2021) lalu kepada Harianjogja.com.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Bhekti Suryani
Sumber : JIBI/Harianjogja.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper