Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Ersento M. Sitorus memberikan hak jawab terkait pemberitaan seputar ketentuan batas ambang atas pemilihan presiden atau presidential threshold 20 persen.
Fernando merasa keberatan atas pernyataan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra pada berita yang ditayangkan di Bisnis pada 19 Desember 2021 dengan judul "Demokrat Berang Dituding 'Cawe-cawe' Presidential Threshold".
Dalam berita tersebut, Herzaky mengungkapkan pernyataan yang ditujukan kepada Fernando Ersento sebagai berikut:
“Ini pengamat tukang sebar hoaks. Belajar dulu sejarah, baru bicara. Malu mengaku-aku pengamat, tetapi tidak tahu sejarah sederhana ini,” ujar Herzaky saat dihubungi, Minggu (19/12/2021).
Menanggapi pernyataan Herzaky, Fernando mengaku keberatan dan ingin memberikan klarifikasi.
"Saya keberatan atas pernyataan yang sangat tendensius dan kata-kata merugikan pribadi saya sebagai pengamat dengan dimuatnya kalimat yang ditulis pada pemberitaan tersebut tanpa melakukan konfirmasi kepada saya," tulis Fernando dalam surat resmi yang dikirimkan ke redaksi Bisnis, Jumat (28/1/2022).
Fernando meminta Herzaky, sebagai politisi Partai Demokrat, agar lebih banyak lagi membaca untuk menjadikan referensi dalam menanggapi pihak lain. Dengan demikian, pendapat yang dikeluarkan dapat membangun perdebatan yang sehat dan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, tidak menyerang secara pribadi.
Fernando mengklaim pendapat terkait presidential threshold yang dia ungkapkan berdasarkan pernyataan dari tokoh yang dianggap kredibel, antara lain Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra dan mantan Ketua Umum PPP M Romahurmuziy.
Kedua tokoh tersebut, ujar Fernando, telah memberikan pernyataan di media massa bahwa presidential threshold telah diubah dari 4 persen menjadi 20 persen pada 2009.
"Sehingga apa yang dituduhkan oleh saudara Herzaky Mahendara Putra sebagai Juru Bicara Partai Demokrat kepada saya sebagai tukang sebar hoaks tidak memiliki dasar dan merugikan martabat saya sebagai pengamat politik," ujar Fernando.
Pada pemberitaan Bisnis yang ditayangkan 19 Desember 2021, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra buka suara terkait tudingan Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Ersento Maraden Sitorus tersebut. Dia mempertanyakan dasar argumen bahwa Demokrat yang menginsiasi presidential threshold (PT) 20 persen.
“Ini pengamat tukang sebar hoaks. Belajar dulu sejarah, baru bicara. Malu mengaku-aku pengamat, tetapi tidak tahu sejarah sederhana ini,” ujar Herzaky saat dihubungi, Minggu (19/12/2021).
Herzaky mengklaim pihak yang menginisiasi PT bukanlah Demokrat. Menurutnya, PT dimaksudkan waktu itu untuk menjegal Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden.
Lebih lanjut, Herzaky menuturkan, pihak Demokrat sudah menerima karena parlemen sudah memutuskan PT 20 persen.
“Bapak SBY dan Partai Demokrat menerimanya dengan ksatria. Ternyata, upaya menjegal Bapak SBY oleh kelompok oligarki, menghadapi perlawanan rakyat,” ucap Herzaky.