Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Rusia mengatakan selama pembicaraan tingkat tinggi di Jenewa bahwa mereka tidak berniat menyerang Ukraina, kata seorang diplomat tinggi Amerika Serikat (AS).
Laporan mengatakan bahwa sekitar 100.000 tentara Rusia telah dikerahkan di dekat perbatasan dengan Ukraina sehingga memicu kekhawatiran akan serangan militer.
Namun demikian, Rusia memperingatkan AS untuk tidak "meremehkan risiko" yang akan muncul dalam konfrontasi Moskow dengan Barat. AS sebelumnya mengatakan akan ada sanksi, jika Rusia menyerang.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell Fontelles mengatakan, dia percaya bahwa invasi Rusia masih mungkin terjadi. Alasannya, ada 100.000 tentara Rusia di sisi lain perbatasan dengan Ukraina.
Dalam panggilan telepon dengan wartawan setelah pertemuan Senin, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman menggambarkan pembicaraan itu sebagai diskusi "terus terang" selama delapan jam yang bertujuan untuk lebih memahami masalah keamanan masing-masing pihak.
Sherman mengatakan, bahwa delegasi Rusia juga telah membantah rencana untuk menyerang Ukraina, dengan menyebut, bahwa gerakan pasukan itu adalah untuk "manuver dan latihan".
"Tetapi saya akan mencatat bahwa semua ini tidak diberitahukan kepada siapa pun. Langkah itu seharusnya diberitahu sehingga kami dapat membuktikan bahwa mereka sebenarnya tidak memiliki niat menurunkan eskalasi dan mengembalikan pasukan ke barak," tambahnya.
“Kali ini adalah kesempatan pertama diplomat Rusia dan Amerika harus membahas secara langsung kebuntuan atas Ukraina dan tuntutan Rusia agar NATO mundur dari Eropa timur,” katanya seperti dikutip BBC.com, Selasa (11/1/2022).
Kesenjangan antara kedua belah pihak tetap besar dala pembicaraan tersebut. AS mendesak Rusia untuk meredakan situasi dan menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina tetapi tidak menerima jaminan bahwa langkah tu akan diambil.
Rusia menuntut agar NATO memberikan jaminan yang kuat bahwa mereka tidak akan pernah menawarkan keanggotaan ke Ukraina.