Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko memastikan pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih akan terus berlanjut usai dileburnya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBM) ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Tri Handoko menyebut tim pakar Vaksin Merah Putih justru akan semakin kuat pasca peleburan Eijkman ke dalam BRIN.
“Justru Tim semakin kuat karena ada tambahan periset sekepakaran dari eks LIPI, dan nanti Balitbangkes juga,” kata Handoko saat dihubungi Bisnis, Selasa (3/12/2021).
Handoko mengatakan tak ada perubahan linimasa riset vaksin buatan dalam negeri meski strukutur organisasi Eijkman berubah. Dia menuturkan para periset tetap melakukan penelitian meski struktur kelembagaan diperbarui.
“Terus berlanjut,” ujarnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya telah merinci linimasa pengembangan vaksin Merah Putih untuk Januari-Desember 2022.
Dalam linimasa yang dipaparkan Budi, rencana produksi vaksin Merah Putih buatan LBM Eijkman dengan platform protein based akan diproduksi setidaknya 120 juta dosis selama 2022.
Selain itu, dengan adanya peleburan struktur organisasi Eijkman ke BRIN, kata Handoko, para periset di LBM Eijkman dapat diangkat menjadi peneliti dengan mendapatkan segala hak finansialnya.
“Perlu dipahami bahwa LBM Eijkman selama ini bukan lembaga resmi pemerintah, dan berstatus unit proyek di Kemenristek. Kondisi inilah yang menyebabkan selama ini para PNS Periset di LBM Eijkman tidak dapat diangkat sebagai peneliti penuh, dan berstatus seperti tenaga administrasi," ungkapnya.