Bisnis.com, JAKARTA - Partai Demokrat angkat suara terkait peleburan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Politisi Demokrat Sartono Hutomo menilai peleburan tersebut mirip dengan persoalan tes wawasan kebangsaan (TWK) Komisi Pemberantasan Korupsi yang berakhir dengan pemberhentian 57 pegawai Lembaga anti rasuah tersebut.
“Masih hangat di memori masyarakat kita, bagaimana dengan alasan ujian TWK beberapa penyedik senior di KPK disingkirkan. Kesan menyingkirkan para peneliti dan ilmuwan yang kompeten ini harus dijawab dengan baik oleh pihak BRIN,” ujar Anggota DPR RI Komisi VII itu dalam keterangan tertulis kepada Bisnis, Senin (3/1/2022).
Melihat sejarah Eijkman di bidang Riset Biologi Molekular, kata dia, tentu wajar memicu respons beragam dari rakyat Indonesia, terlebih lagi dalam situasi pandemi Covid19 peran Lembaga Eijkman ini begitu strategis.
“Hal tersebut tentu tidak akan jadi polemik berkepanjangan seandainya kualitas dan quality controlnya bisa dipertanggungjawabkan. Terlebih lagi, struktur organisasi dari BRIN ini sejak awal tidak bisa dipisahkan dari partai politik tertentu,” ujarnya.
Sartono berpendapat, peleburan ini tidak boleh mendegradasi independensi dan kepakaran para peneliti di LBM Eijkman.
“LBM Eijkman ini punya gengsi tersendiri di dunia internasional. Jangan sampai proses peleburan ini justru menghadirkan kemunduran,” kata Sartono.
Berdasarkan keterangan BRIN dalam situs resminya, integrasi LBM Eijkman ke dalam BRIN akan memperkuat kompetensi periset biologi molekuler di Indonesia. Sejak September 2021, nama LBM Eijkman berubah menjadi Pusat Riset Biologi Molekular (PRBM) Eijkman.