Bisnis.com, JAKARTA - CEO Pfizer Albert Bourla berharap pil pengobatan Covid-19 perusahaan efektif melawan varian virus penyebab Covid-19.
“Kabar baiknya ketika datang ke perawatan kami, itu dirancang dengan pemikiran itu, itu dirancang dengan fakta bahwa sebagian besar mutasi datang dalam lonjakan,” kata Bourla kepada “Squawk Box” CNBC International.
“Jadi itu memberi saya tingkat kepercayaan yang sangat tinggi bahwa pengobatan tidak akan terpengaruh, pengobatan oral kita tidak akan terpengaruh oleh virus ini.”
Pfizer mengajukan permohonannya awal bulan ini ke Food and Drug Administration (FDA) AS untuk mengizinkan pil, Paxlovid, untuk penggunaan darurat.
Dalam uji klinis pada orang berusia 18 tahun ke atas, Pfizer menemukan pil tersebut mengurangi rawat inap dan kematian hingga 89 persen bila diminum dengan obat HIV yang banyak digunakan dalam waktu tiga hari sejak awal gejala.
Pil tersebut memblokir enzim yang dibutuhkan virus untuk bereplikasi. Ini digunakan dalam kombinasi dengan obat HIV ritonavir, yang memperlambat metabolisme manusia untuk memungkinkan Paxlovid tetap aktif dalam tubuh lebih lama pada konsentrasi yang lebih tinggi untuk memerangi virus.
Baca Juga
Bourla mengatakan kepada CNBC bahwa Pfizer sekarang menargetkan untuk memproduksi 80 juta kursus pil, meningkat dari tujuan awal pembuatan 50 juta kursus perusahaan. Administrasi Biden telah membeli 10 juta kursus Paxlovid dalam kesepakatan US$5 miliar.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah makalah teknis yang diterbitkan hari Minggu (28/1/2021) memperingatkan bahwa omicron menimbulkan risiko global sangat tinggi dengan kemungkinan penularan lebih lanjut yang tinggi. Varian ini memiliki lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan yang mengikat sel manusia. Beberapa mutasi dikaitkan dengan transmisi yang lebih tinggi dan penurunan perlindungan antibodi, menurut WHO.
Sementara itu, bos Pfizer tetap optimistis tentang kemanjuran Paxlovid. Namun, dia mengatakan dampak omicron pada vaksin dua dosis perusahaan masih harus dilihat.