Bisnis.com, JAKARTA – Di mana terjadi penetrasi komputer teknologi tinggi, nirkabel dan akses internet, masyarakat demokratis akan lahir dan menyuburkan produktivitas ekonomi.
Sulit untuk mengingkari pendapat di atas bila melihat perkembangan perekonomian dunia dalam beberapa dekade terakhir. Teknologi informasi dan kawan-kawannya serta kehadiran teknologi digital yang kian masif telah memicu sebuah revolusi tersendiri dalam kehidupan manusia.
Sebuah medan inovasi tanpa batas kini terbentang di depan mata, menggantikan pranata lama yang dirasakan tak mungkin lagi diusung untuk menjawab kebutuhan zaman.
Inilah yang disebut James Canton (2006) dengan istilah yang kemudian sangat terkenal, yaitu Ekonomi Inovasi.
“Dalam ekonomi inovasi, inovasi-inovasi radikal dan pilihan-pilihan pribadi akan mendorong kemakmuran pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar futurolog itu dalam bukunya The Extreme Future: The Top Trends That Will Reshape the World in the Next 20 Years.
Kita bisa saksikan saat ini bahwa sebagian besar yang disebut sebagai Ekonomi Inovasi tadi bergulir kencang berikut para pemain kuncinya (korporasi dan negara) yang semakin mencengkeram pula di tingkat global.
Trennya terus bergerak naik. Sebut saja pasar kesehatan di Amerika Serikat. Pada 2005 nilainya baru sebatas US$80,3 miliar. Lima tahun kemudian melonjak menjadi sekitar US$100 miliar.
Perkembangan menakjubkan juga terlihat di pasar global alat-alat kedokteran implant mikroelektrik. Pada 2004 tercatat sekitar US$11,9 miliar. Lima tahun berikutnya tembus US$32,3 miliar.
Pada 2005, perusahaan-perusahaan yang mencari kesempatan di pasar energi bersih berburu investasi tak kurang dari US$50 miliar untuk pengembangan tenaga surya, biofuel, dan hidrogen.
Berlanjut ke 2021, dari KTT Perubahan Iklim COP26 beberapa waktu lalu muncul komitmen solid untuk membuat dunia yang semakin hijau berikut strategi investasi jumbo yang siap digulirkan.
Skema pendanaan yang makin atraktif terus diperkenalkan untuk menggaet kontribusi nyata investor kelas dunia dalam arus utama pembagunan energi baru terbarukan di muka bumi ini.
Di sisi lain tak dapat dinafikan bahwa pandemi global Covid-19 membawa berkah yang luar biasa besar pula bagi industri farmasi dan kesehatan. Dimotori oleh vaksin dan peralatan kesehatan, dunia berkejaran melawan pagebluk hingga hari ini.
Prediksi Canton ini menarik dicermati karena sebagian besar aktual dengan kondisi saat ini. Sebenarnya dia menyebut 10 jenis industri utama ekonomi inovasi sembari memberi semacam catatan ‘siapa yang akan meraup keuntungan terbesar’.
Farmasi, kesehatan, dan energi adalah beberapa di antaranya.
Dalam hal membuat prediksi global jangka panjang yang berdampak luas, Canton adalah salah satu jagonya.
Dia adalah founder dari lembaga prestisius, yaitu Institute for Global Future, sebuah institusi think-tank yang mulai aktif sejak 1990. Canton juga pernah lama sebagai dosen senior di Center for Research and Innovation, Kellog School of Management.
Mantan penasihat untuk tiga masa kepresidenan Amerika Serikat itu sempat pula didaulat sebagai anggota Visionary Advisory Board di Motorola.
Bila inovasi tak kenal kata henti, seperti yang ditekankan Canton di atas, dipastikan dalam periode pandemi dan pergulatan menuju pemulihan tanpa akhir ini juga akan melahirkan sebuah babak baru yang tak terkira.
Satu hal yang elementer adalah inovasi harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Hari ini dan di masa depan.