Bisnis.com, JAKARTA - AS, Israel, UEA, dan Bahrain menggelar latihan militer bersama di Laut Merah untuk pertama kalinya pada Kamis (11/11). Latihan tersebut mengikuti perjanjian normalisasi hubungan negara tahun lalu antara Israel, Bahrain, UEA, dan negara bekas musuh Israel lainnya.
Tujuan latihan itu adalah untuk 'meningkatkan interoperabilitas' antara keempat angkatan laut, menurut pihak AS sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Jumat (12/11).
Latihan lima hari itu adalah yang pertama bagi keempat negara secara terbuka dan dilakukan setelah UEA dan Bahrain menormalkan hubungan dengan Israel tahun lalu.
Pelatihan tersebut berfokus pada taktik “perlintasan, pencarian, dan penyitaan” maritim dan akan “meningkatkan interoperabilitas” antara empat angkatan laut yang berpartisipasi, menurut laporan pihak Armada ke-5 Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan kemarin sepsrfi dikutip Aljazeera.com Jumat (12/11).
“Sangat menyenangkan melihat pasukan AS berlatih dengan mitra regional untuk meningkatkan kemampuan keamanan maritim kolektif kami. Kolaborasi maritim membantu menjaga kebebasan navigasi dan arus perdagangan bebas, yang penting bagi keamanan dan stabilitas regional,” ujar Wakil Laksamana Brad Cooper, komandan Komando Pusat Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan.
Laut Merah menghubungkan Teluk Aden ke Terusan Suez sehingga menjadikannya salah satu rute pengiriman minyak utama dunia.
Pelatihan tersebut menggarisbawahi pergeseran dinamika kawasan menyusul kesepakatan normalisasi antara beberapa negara Arab dan Israel selama pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Negara-negara tersebut sebelumnya telah berkoordinasi secara informal, khususnya dalam hal musuh regional bersama mereka, Iran.
Pada bulan Oktober, Israel menjadi tuan rumah latihan angkatan udara terbesar yang pernah ada. Baik AS dan UEA berpartisipasi bersama dengan Prancis dan Jerman.
Israel dan Iran telah berulang kali menuduh satu sama lain bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal mereka di wilayah tersebut.
Pada bulan April, sebuah kapal kargo Iran, yang diyakini sebagai pangkalan paramiliter Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), dihantam ledakan di Laut Merah. Media AS kemudian melaporkan insiden itu sebagai pembalasan Israel atas insiden sebelumnya.
Beberapa minggu sebelumnya, pada 25 Maret, sebuah kapal kargo milik perusahaan Israel dirusak oleh rudal di Laut Arab dalam apa yang diduga sebagai serangan Iran, kata seorang pejabat senior keamanan Israel saat itu.
Adapun, AS dan Arab Saudi menuduh Iran menggunakan perairan Teluk untuk mengangkut senjata ke pemberontak Houthi yang berperang melawan pasukan yang didukung Arab Saudi di Yaman.