Bisnis.com, SOLO - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Iqbal Alqudusy mengatakan ada tanda kekerasan pada jasad mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang meninggal saat mengikuti diklatsar Menwa.
Iqbal mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara ditemukan bekas kekerasan di tubuh korban.
Pihaknya pun mengatakan, kini penyelidik masih menunggu hasil autopsi lengkap dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polri.
"Hasil lengkapnya nanti saya sampaikan kalau sudah turun dari Dokkes," ujar Iqbal.
Bersamaan dengan itu, hingga kini polisi sendiri belum menetapkan tersangka kejadian yang mengakibatkan satu korban itu.
"Belum [ada tersangka]. Masih terus maraton berupaya ungkap kasus tersebut," ucapnya.
Baca Juga
Sementara itu, UNS sendiri mengakui bahwa mahasiswanya bernama Gilang Endi meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar resimen mahasiswa di Sungai Bengawan Solo, kawasan Jurug pada Minggu (24/10/2021).
Akan tetapi, Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto, mengatakan pihak kampus belum mengetahui penyebab meninggalnya mahasiswa Sekolah Vokasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) angkatan 2020 itu.
"Untuk penyebabnya kami belum tahu semua, makanya biar ketemu jawabannya dan pihak keluarga bisa menerima, keluarga sudah sepakat mengizinkan otopsi, ini bisa lebih menjelaskan kenapa," kata Sutanto.
Ia mengatakan saat ini pihak kepolisian sedang menyelidiki kasus ini dengan meminta keterangan panitia.
"Kami tidak masuk ke situ, jadi tunggu saja hasil otopsinya. Kalau kronologi awal yang saya ikut dengar adalah baik dari pihak komandan batalyon, komandan menwa, dan komandan provost mengatakan bahwa memang yang bersangkutan tidak ada gejala kesehatan khusus, hanya kakinya kram sehingga ada yang mendampingi secara khusus," katanya.
Akibat peristiwa tersebut, kegiatan yang dimulai pada Sabtu (23/10/2021) dan seharusnya selesai pada Minggu itu untuk sementara ini dihentikan.