Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meluruskan kesalahpahaman terkait pernyataannya terhadap tokoh sekuler Turki, Mustafa Kemal Ataturk.
Adapun, nama Kemal Ataturk kini menghebohkan publik setelah dikabarkan akan diabadikan sebagai nama jalan di kawasan Kebon Sirih.
Pasalnya, Ataturk yang dianggap sebagai ‘Bapak Bangsa Turki’, merupakan simbol sekularisme.
Mahfud menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menyebut Kemal Ataturk sebagai penjahat. Hal itu disampaikan Mahfud untuk mengklarifikasi pemberitaan tentang dirinya yang menyebut Ataturk sebagai penjahat.
“Jd dlm pidato sy di Surabaya itu sy berkata, orng2 yg tak setuju adanya Jl Ataturk bilang "Ataturk jahat, tak sebanding dgn Bung Karno". Ada pun sy mengatakan "Bung Karno prnh mengagumi dan mendukung Attaturk tp stlh berdebat dgn ulama2 Islam melahirkan kompromi Negara Pancasila,” cuitnya melalui akun Twitter @mohmahfmd, Senin (25/10/2021).
Lebih lanjut, dalam cuitan lainnya, eks Ketua Mahkamah Konstitusi ini menceritakan bagaimana Presiden Soekarno begitu kagum dengan Ataturk yang sukses membangun negara Turki.
Pada 1938, kata Mahfud, Bung Karno tetiba menulis, "Kalau Indonesia merdeka kelak perlu meniru Turki yang dibangun oleh Kemal Attaturk, yakni, memisahkan agama dan negara. Sebab kalau agama dan negara disatukan keduanya akan mundur".
Namun, pendapat Bung Karno tersebut ditentang oleh tokoh nasionalis Islami, Mohammad Natsir.
“Perdebatan ttg konsep negara Islam dan negara sekuler antara Bung Karno dan Natsir Cs. itu bermuara di BPUPK dan PPK (perancang UUD dan pendiri negara) pd thn 1945. Hasilnya adl mendirikan Negara Pancasila yakni negara yg bukan negara srkuler tapi juga bukan negara agama,” kata Mahfud.