Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tagar #KapanJokowiLengser Menggema, Begini Reaksi Istana

Twitter ramai dengan tagar #KapanJokowiLengser dan menduduki peringkat empat. Seperti apa respons pihak Istana?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Pabrik Biodiesel milik PT Jhonlin Agro Raya di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Kamis (21/10/2021) - BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Pabrik Biodiesel milik PT Jhonlin Agro Raya di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Kamis (21/10/2021) - BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Presiden RI Mochammad Fadjroel Rachman angkat bicara perihal warganet yang menggemakan tagar 'Kapan Jokowi Lengser' pada Jumat (22/10/2021).

Sekadar catatan media sosial Twitter ramai dengan tagar #KapanJokowiLengser yang menduduki peringkat empat.

Tagar ini menyasar kritik untuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin lantaran tersendatnya kinerja keduanya pada tahun kedua menjabat.

“Apapun kritik yang disampaikan kepada presiden ataupun pemerintah selalu menjadi pertimbangan dari pemerintah untuk melihat apa esensi dari kritik tersebut itu,” ujarnya di Istana Negara, Jumat (22/10/2021).

Dia mengatakan, bahwa pihak Istana hanya akan menanggapi apa yang terkait resensi kritik tersebut.

“Itu yang terpenting, sebenarnya buat kami baik di pemerintahan maupun sebagai juru bicara kami selalu mengambil apa sebenarnya idenya di balik kritik ini. Apa kemudian bukti di balik kritik ini, apakah ini hanya opini atau ini fakta,” tuturnya.

Dia menjelaskan, di dalam kritik orang mencari tiga hal, yaitu agasan, esensi pertanyaan, dan maksud tujuan dari kritik tersebut.

Fadjroel melanjutkan, ada tiga hal yang harus dikerjakan dalam menerima kritik.

Pertama, ada lembaga demokrasi dengan aparat demokrasi. Kedua, ada peraturan demokrasi atau regulasi. Ketiga, ada kultur demokrasi.

“Artinya orang-orang seperti kita ini paham mengenai hak dan kewajiban dalam demokrasi yang harus kita kerjakan tugas kita bersama dan kita mampu membedakan apa itu fakta dan apa itu opini itu yang terpenting jadi kita belajar demokrasi itu tumbuh tumbuh dan tumbuh,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper