Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peringati Maulid Nabi Muhammad, Wamenag: Bela Kaum Lemah dan Tertindas!

Nabi Muhammad SAW selalu melakukan pembelaan terhadap kaum yang lemah dan tertindas.
  Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid (kanan) menerima kunjungan Ketua KPK Firli Bahuri (kiri) di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Kunjungan KPK tersebut bertujuan sebagai sosialisasi mencegah terjadinya tindak korupsi di lingkungan Kemenag./Antara
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid (kanan) menerima kunjungan Ketua KPK Firli Bahuri (kiri) di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Kunjungan KPK tersebut bertujuan sebagai sosialisasi mencegah terjadinya tindak korupsi di lingkungan Kemenag./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengajak umat muslim untuk menjadikan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momentum memperkuat kepedulian dan meneguhkan perdamaian.

"Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momentum memperkuat kepedulian di tengah pandemi, dan meneguhkan perdamaian," katanya dikutip dari keterangan resmi, Rabu (20/10/2021).

Menurutnya, kepedulian antara lain tercermin dari misi kenabian untuk membebaskan umat dari ketertindasan, baik kemiskinan, kebodohan maupun keterbelakangan.

Misi risalah Nabi Muhammad SAW adalah melakukan pembelaan terhadap kaum yang lemah dan tertindas.

"Rasulullah mengajarkan kita untuk berempati merasakan beratnya penderitaan ['azizun 'alaihi ma 'anittum], memberikan rasa aman dan sentosa [harishun `alaikum] dan memberikan rasa belas kasih sayang terhadap sesama umat manusia (raufun rahim)," ujar Wamenag.

Wamenag mengajak seluruh umat muslim untuk saling membantu dan peduli di masa pandemi Covid-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Lebih lanjut, misi Nabi Muhammad SAW lainnya, kata Wamenag, adalah mewujudkan persaudaraan.

Hal itu antara lain dicontohkan dalam keberhasilan Nabi mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshor saat membangun kota Madinah.

Nabi juga berhasil mewujudkan tata kelola kehidupan yang harmonis dalam kemajemukan masyarakat Madinah saat itu, baik suku, budaya, maupun agama.

“Karenanya, Maulid Nabi juga menjadi momentum untuk mengembangkan hidup damai, penuh harmoni dan toleransi (tasamuh) antarumat beragama,” katanya.

Hal tersebut merupakan spirit aktualisasi dari visi ajaran Islam rahmatan li al-‘alamin atau agama cinta dan kasih sayang bagi semesta raya.

"Spirit maulid tersebut harus diwujudkan melalui sikap dan perilaku keberagamaan yang santun, rukun, toleran, saling menghormati, dan menerima perbedaan keyakinan," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper