Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

17 Misionaris Asal AS Diculik Geng Bersenjata Haiti

Penculikan terhadap misionaris AS terjadi setelah para misionaris meninggalkan panti asuhan di negara Karibia
Para tersangka dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise, yang ditembak mati Rabu (7/7/2021) pagi di rumahnya, ditunjukkan kepada media di Port-au-Prince, Haiti, Kamis (8/7/2021)./Antara-Reutersrn
Para tersangka dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise, yang ditembak mati Rabu (7/7/2021) pagi di rumahnya, ditunjukkan kepada media di Port-au-Prince, Haiti, Kamis (8/7/2021)./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA--Sebanyak 17 misionaris Kristen Amerika Serikat dan keluarga mereka, termasuk anak-anak diculik kemarin oleh anggota geng di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, menurut laporan sejumlah media AS.

Penculikan itu terjadi setelah para misionaris meninggalkan panti asuhan di negara Karibia yang dilanda krisis, menurut laporan New York Times dan CNN seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Minggu (17/10/2021).

Sedangkan Washington Post melaporkan bahwa sebuah audio dari Christian Aid Ministries yang berbasis di Ohio menyatakan "pria, wanita dan anak-anak" yang terkait dengan kelompok itu ditahan oleh geng bersenjata.

"Direktur lapangan misi dan kedutaan Amerika Serikat sedang bekerja untuk melihat apa yang bisa dilakukan," menurut rekaman audio itu seperti dikutip. “Berdoalah agar anggota geng akan bertobat dan beriman kepada Yesus Kristus.”

Para korban termasuk 14 orang dewasa dan tiga anak di bawah umur, namun tidak disebutkan namanya oleh pasukan keamanan Haiti.

Mereka melakukan perjalanan ke Titanyen setelah mengunjungi panti asuhan di daerah Croix des Bouquets, menurut CNN. Sedangkan New York Times sebagaimana mengutip pejabat setempat, mengatakan para misionaris itu dibawa dari bus menuju bandara untuk menurunkan beberapa anggota kelompok itu sebelum melanjutkan ke tujuan lain di Haiti.

Kekerasan meningkat di Haiti setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada bulan Juli dan gempa bumi pada bulan Agustus yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Departemen Luar Negeri AS telah mengetahui laporan penculikan tersebut, kata seorang juru bicaranya, tetapi tidak memberikan rincian. 

"Keamanan dan keselamatan warga AS di luar negeri adalah salah satu prioritas tertinggi Departemen Luar Negeri," kata juru bicara itu dalam email.

Kedutaan Besar AS di Haiti tidak menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja. Sedangkan seorang juru bicara polisi Haiti mengatakan dia sedang mencari informasi tentang masalah ini.

Lembaga Swadaya masyarakat Christian Aid Ministries juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Lonjakan kekerasan geng telah membuat ribuan orang mengungsi dan menghambat kegiatan ekonomi di negara termiskin di Amerika itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper