Bisnis.com, SOLO - Tepat pada Kamis (30/9/2021) ini, sejumlah masyarakat Indonesia kembali mengenang peristiwa kelam G30S/PKI.
Bersamaan dengan itu, sejumlah tempat pun disebut-sebut sebagai lokasi yang menjadi saksi bisu atas peristiwa tersebut. Beberapa di antaranya, kini telah diubah menjadi tempat wisata edukasi, yakni museum.
Sementara itu, di beberapa lokasi lain didirikan sebuah monumen untuk mengenang mereka yang menjadi korban peristiwa G30S/PKI.
Nah, lalu di mana saja lokasi tersebut? Berikut ulasannya.
1. Monumen Pancasila Sakti
Monumen yang juga dikenal sebagai Museum Lubang Buaya ini merupakan tempat di mana jenazah tujuh perwira militer Indonesia dimasukkan ke dalam sebuah sumur. Diketahui, sumur tersebut berdiameter 75 cm dengan kedalaman 12 meter.
Di tempat ini pula, Anda bisa melihat berbagai diorama yang menggambarkan kejadian kelam G30S/PKI tersebut. Terdapat juga sejumlah benda yang menjadi saksi kematian para jenderal, seperti pakaian dan senjata.
Baca Juga
2. Museum Sasmitaloka Ahmad Yani
Museum yang terletak di Jalan Lembang D58, Menteng, Jakarta Pusat ini adalah lokasi penembakan Jenderal Ahmad Yani oleh Pasukan Tjakrabirawa. Diketahui, ia ditembak sebanyak tujuh kali dengan senapan Thomson. Lantai tempat Jenderal Ahmad Yani jatuh usai ditembak bahkan diberi plakat sebagai pengingat.
3. Museum AH Nasution
Museum yang terletak di Jalan Teuku Umar No. 40, Menteng, Jakarta Pusat ini menjadi tempat tertangkapnya Lettu CZI Pierre Tendean yang merupakan ajudan Jenderal AH Nasution, sekaligus saksi bisu tertembaknya putri bungsu Jenderal AH Nasution, Ade Irma Suryani yang kala itu masih berusia lima tahun.
4. Monumen Ade Irma Suryani
Tak hanya di Museum AH Nasution, kenangan akan Ade Irma Suryani juga tersimpan di Monumen Ade Irma Suryani. Pasalnya, di Monumen yang terletak di depan Kantor Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan inilah jenazah Ade Irma, yang tewas 6 hari setelah tertembak oleh Pasukan Tjakrabirawa, disemayamkan.
Di badan monumen, Anda dapat melihat foto-foto Ade Irma Suryani. Lalu, di batu makam tertulis kalimat dari Jenderal Nasution yang berbunyi, "Anak saya yang tercinta, saat menjelang gugur sebagai ayahmu."
5. Lubang Buaya Cemetuk
Dilansir dari RRI, Tidak hanya di Jakarta, Lubang Buaya juga ada di Desa Cemetuk, Cluring, Banyuwangi. Di sana terdapat tiga lubang berbentuk persegi yang dulu menjadi tempat pembuangan para korban usai dibantai pada 30 September 1965. Diketahui, lubang yang paling besar berisikan 62 orang, sedangkan dua lubang kecil masing-masing berisikan 10 orang.