Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia menyoroti kerja sama militer antara Amerika Serikat dan Australia yang ingin membangun kapal selam bertenaga nuklir bagi angkatan laut negara tetangga tersebut.
Dalam siaran resmi pada hari ini, Jumat (17/9/2021) Kementerian Luar Negeri sangat prihatin tentang keputusan Pemerintah Australia untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir.
"Indonesia sangat prihatin atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan," kata Kemenlu dalam siaran resminya, Jumat (17/9/2021).
Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir.
Selain itu, Indonesia juga mendorong Australia untuk terus memenuhi kewajibannya untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di Kawasan sesuai dengan Treaty of Amity and Cooperation.
Pemerintah juga mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai.
"Dalam kaitan ini, Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di Kawasan," tukasnya.
Sebelumnya, -Amerika Serikat, Inggris, dan Australia menggalang kemitraan keamanan trilateral untuk menghadapi China di kawasan Indo-Pasifik dengan membantu Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir.
Inisiatif yang disebut Aukus itu diumumkan bersama oleh Presiden Joe Biden, Perdana Menteri Boris Johnson, dan Scott Morrison secara virtual melalui konferensi video kemarin. Mereka menyebut kemitraan itu sebagai langkah penting terbaru dalam aliansi lama.
Morrison mengatakan tim dari tiga negara akan menyusun rencana bersama selama 18 bulan mendatang untuk merakit armada kapal selam bertenaga nuklir Australia yang baru yang akan dibangun di Adelaide. Proyek itu akan menjadikan Australia sebagai negara ketujuh di dunia yang memiliki kapal selam yang digerakkan oleh reaktor nuklir.