Bisnis.com, JAKARTA – Kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Kepala Nuklir Iran telah mencapai kesepakatan baru. Adapun kesepakatan itu akan mencegah krisis lain yang membayangi prospek pemulihan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.
Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mendarat di Teheran Sabtu malam (11/9/2021) dan bertemu Mohammad Eslami, kepala Organisasi Energi Atom Iran yang baru diangkat, pada Minggu pagi (12/9/2021).
Perjalanan itu merupakan yang pertama bagi Grossi ke Teheran selama pemerintahan baru Presiden Ebrahim Raisi, yang menunjuk Eslami sebagai kepala nuklir baru pada 29 Agustus lalu.
Kedua belah pihak menyebut pertemuan itu ‘konstruktif’ dan sepakat bahwa mereka akan melanjutkan diskusi di sela-sela konferensi umum badan tersebut di Wina akhir bulan ini.
Mereka juga sepakat bahwa Grossi akan segera melakukan perjalanan ke Teheran lagi untuk menggantikan kartu memori kamera pemantau badan tersebut, yang masih akan disimpan di Iran. Hal itu, sejalan dengan undang-undang yang disahkan oleh parlemen garis keras Iran pada bulan Desember.
Iran sejak Februari menyatakan hanya akan menyerahkan rekaman itu ke badan tersebut setelah kesepakatan tercapai di Wina yang akan mencabut sanksi sepihak Amerika Serikat.
Baca Juga
“Yang penting bagi kami, dan juga ditekankan oleh IAEA adalah membangun kepercayaan,” kata Eslami usai pertemuan seperti dikutip dari Aljazeera.com Minggu (12/9).
Pertemuan itu terjadi beberapa hari setelah dua laporan rahasia IAEA baru dibagikan kepada media yang menunjukkan keprihatinan badan tersebut atas program nuklir Iran.
Laporan tersebut mengatakan Iran telah gagal untuk bekerja sama secara memadai pada peralatan rekaman badan tersebut. Beberapa di antara rekaman mungkin telah hancur setelah sebuah insiden, ketika sedang melanjutkan pengayaan uranium yang tinggi dan belum memberikan penjelasan lengkap tentang bahan nuklir di beberapa lokasi.
Pertemuan menit terakhir pada Minggu dilaporkan difasilitasi oleh Rusia yang belum mendukung resolusi terhadap Iran.
Presiden Raisi awal bulan ini memperingatkan bahwa kecaman terhadap Iran pada konferensi yang diselenggarakan di Austria itu dapat berdampak negatif terhadap kembalinya ke meja perundingan.