Bisnis.com, JAKARTA -Di bulan Muharram yang agung ini, Allah SWT akan menebus dosa seseorang selama satu tahun yang lalu dengan berpuasa.
Dan tepat hari ini, 18 Agustus 2021, merupakan 9 muharram 1443 hijriah.
Dikutip dari nu.or.id, pada bulan ini juga dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal sembilan (Tasu’a) dan sepuluh (Asyura). Seperti halnya yang sudah dilaksanakan oleh Rasulullah, hingga anjuran itu sampai kepada kita.
Salah satu bukti anjuran berpuasa di tanggal tersebut atas kemenangan Nabi Musa terhadap Fir’aun di Laut Merah. Sebelumnya, Nabi Musa selalu mengajak Fir’aun untuk beribadah kepada Allah, tapi angkuh dan enggan menerima ajakan tersebut. Fir’aun bahkan berkata: Aku adalah tuhan kalian yang maha tinggi. Dari perkataan itu, betapa angkuh dan sombongnya Fir’aun, kemudian Allah melenyapkan di Laut Merah bersama pasukannya.
Adapun keutamaan puasa Asyura di antaranya adalah meleburkan dosa di tahun yang lalu, seperti hadits yang diriwayatkan Abi Qatadah. Bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang puasa di hari Asyura, beliau menjawab: Meleburkan dosa di tahun yang lalu.
K. Moh Fathor Rois, ketua Lembaga Falakiyah PCNU Sumenep menjabarkan perihal Tasu’a dan ‘Asyura itu dari aspek sejarah, faedah, dan amalan-amalan yang berkenaan dengan hari mulia tersebut.
Dalam penjabarannya, K. Fahor menjelaskan bahwa puasa Asyura menjadi penebus dosa-dosa satu tahun yang telah terlewati. Sementara puasa Tasu’a hanya sebagai pembeda antara orang Islam dan orang Yahudi, karena orang Yahudi juga berpuasa Asyura.
“Puasa Asyura menjadi penebus dosa-dosa satu tahun yang telah lewat. Sementara puasa Tasu’a itu hanya sebagai pembeda antara orang Islam dan orang Yahudi, karena mereka juga berpuasa Asyura,” tuturnya.
Dia juga mengatakan ada tiga amalan yang baik dilakukan pada saat tiba Tasu’a dan ‘Asyura, yaitu: 1. Puasa Asyura, 2. Menambah belanja untuk keluarga, dan 3. Membaca Hasbiyallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wani’man nasir sebagaimana keterangan yang masyhur.
Untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niatnya. Berikut ini contoh lafal niat puasa Tasu‘a.
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”
Sedangkan contoh lafal niat puasa sunah Asyura sebagai berikut.
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”