Bisnis.com, JAKARTA - Administrasi Presiden AS Joe Biden belum berencana memberikan bantuan militer kepada Haiti seperti yang diminta Port-au-Prince setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise.
Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (11/7/2021), hal tersebut disampaikan oleh seorang pejabat senior pada Sabtu.
Permintaan pasukan militer AS untuk melindungi infrastruktur Haiti dan persiapan pemilihan umum disampaikan oleh Perdana Menteri Haiti Claude Joseph dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam percakapan pada Rabu lalu.
Pembunuhan Moise telah memperparah kondisi stabilitas politik Haiti yang sudah rapuh akibat kejahatan para geng, bencana alam, dan ditambah kondisi pandemi.
Pada Jumat Gedung Putih mengumumkan akan mengirimkan anggota senior FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri ke Port-au-Prince. Tim itu akan “menilai situasi dan [memeriksa] bagaimana kami dapat membantu,” kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan.
Kementerian Luar Negeri AS terus berhubungan dengan pejabat Haiti untuk membahas rencana bantuan AS, menurut juru bicara departemen. Sumber anonim dari pejabat administrasi dan juru bicara tengah membahas percakapan diplomatik.
Baca Juga
Polisi Haiti mengatakan Moise dibunuh oleh komplotan pembunuh yang dipimpin oleh pensiunan tentara Kolombia. Kepolisian telah menahan 19 orang yang diduga terlibat serangan itu. Namun, masih belum jelas siapa yang memerintahkan pembunuhan itu.