Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 20 orang telah ditangkap oleh kepolisian Haiti yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Dua orang di antaranya berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari CNN International pada Sabtu (10/7/2021), Pmeerintah Haiti mengatakan bahwa kelompok yang ditangkap tersebut merupakan pembunuh profesional. Selain warga negara Amerika, ada juga sejumlah pensiunan tentara Kolombia yang bergabung.
Namun, belum diketahui siapa yang menjadi otak dan motif dari pembunuhan Presiden Moise pada 7 Juli. Kepolisian juga tengah mengejar lima tersangka lainnya yang juga diduga terlibat.
Sementara itu, The New York Times melaporkan kedua warga AS tersebut adalah Joseph Vincent (55) dan James J. Solages (35) yang merupakan penduduk Florida keturunan Haiti.
Clement Noel, seorang hakim yang melakukan investigasi kasus ini pada Jumat (9/7/2021) mengatakan bahwa keduanya mengklaim tidak berada di ruangan tempat Presiden Moise terbunuh dan mengaku hanya menjadi penerjemah bagi penyerang.
Keduanya bertemu dengan anggota pembunuh lainnya di sebuah hotel untuk menyusun rencana pembunuhan yang dirancang selama sebulan. Menurut kedua orang tersebut, rencana yang sebenarnya bukanlah membunuh sang Presiden, tetapi membawanya ke istana nasional.
Baca Juga
Kondisi keamanan nasional mengkhawatirkan setelah baku tembak terjadi antara polisi dan kelompok bersenjata terjadi di dekat kediaman pribadi Moise di ibu kota Port-au-Prince pada Jumat.
Terdapat tiga mobil yang terbakar milik anggota kelompok bersenjata, selongsong peluru bekas, noda darah dan dinding yang dipenuhi peluru juga di temukan di tempat kejadian.
Pejabat Pemerintah Haiti mengatakan telah meminta agar Amerika Serikat menyediakan pasukan untuk membantu melindungi infrastruktur utama negara itu saat negara itu menghadapi kerusuhan akibat pembunuhan.
Kendati belum bisa dikonfirmasi, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memberikan bantuan dengan mengirimkan pasukan senior F.B.I. dan pejabat keamanan dalam negeri ke Port-au-Prince sesegera mungkin.