Bisnis.com, JAKARTA - Komitmen pihak militer menjadi salah satu kunci penting dihentikannya kekerasan di Myanmar.
Asean mengharapkan komitmen militer Myanmar untuk mengimplementasikan lima poin konsensus yang dihasilkan dalam Asean Leaders Meeting (ALM) pada 24 April 2021.
Adapun, kelima konsensus itu adalah penghentian kekerasan, dimulainya perundingan yang konstruktif di antara semua pihak yang terlibat, pengiriman bantuan ke Myanmar, penunjukkan utusan khusus untuk memfasilitasi perundingan, dan izin bagi utusan khusus Asean mengunjungi Myanmar.
Demikian salah satu pembicaraan para Menlu Asean di luar Pertemuan Khusus para Menlu Asean dengan Menlu RRT, di Chongqing, China.
Dalam informal breakfast meeting di antara para Menlu Asean, selain dibahas secara singkat persiapan pertemuan Menlu Asean-RRT, mereka juga mendengarkan briefing dari Ketua dan Sekjen Asean setelah kunjungan mereka ke Myanmar baru-baru ini.
Merespon briefing dari Ketua dan Sekjen Asean, Menlu Retno Marsudi menekankan bahwa Asean telah sukses menyelenggarakan ALM dengan menghasilkan 5 poin konsensus.
"Saya menekankan upaya ini bukan hal yang mudah, namun Asean telah dapat melakukannya.
Mandat dari pemimpin Asean mengenai five points of consensus sudah sangat jelas. dan tugas bagi para Menteri Luar Negeri Asean adalah memastikan tindak lanjut dapat dilakukan segera," ujar Menlu Retno saat konferensi pers secara virtual dari Chongqing, Senin (7/6/2021).
Menlu Retno menyebutkan selain memerlukan komitmen sembilan negara anggota Asean, keberhasilan
implementasi lima konsensus itu memerlukan komitmen Myanmar, terutama pihak militer.
Selain itu, Menlu Retno menyebutkan penunjukkan Special Envoy atau utusan khusus harus segera dilakukan.
"Special envoy harus dibekali policy guidance yang jelas sesuai mandat dari 5 Point of Consensus. Special envoy harus mendapatkan akses untuk dapat berbicara dan ini tentunya memerlukan komitmen dari Militer Myanmar," ujar Retno.
Berkomunikasi dengan semua pihak, menurut Retno, merupakan mandat yang tercantum jelas di dalam 5 Point of Consensus.
"Karena tanpa dapat melakukan komunikasi dengan semua pihak, maka akan sulit bagi special envoy untuk menjalankan tugasnya," ujar Menlu.
Ia menegaskan bahwa Indonesia menekankan semua proses implementasi 5 Point of Consensus harus dilakukan secara transparan,
"Agar kesatuan Asean dapat terus dijaga," ujar Menlu.
Terkait konflik di Myanmar, Menlu Retno juga membicarakannya bersama Menlu China Wang Yi.
Kedua menlu membahas pentingnya krisis politik Myanmar dapat segera diselesaikan.
Menlu Retno menekankan bahwa dukungan RRT terhadap upaya Asean mencari solusi atas masalah di Myanmar akan sangat penting artinya.