Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa Joe Biden terpaksa mundur dari Pemilihan Presiden (Pilpres) karena kudeta.
Pernyataan itu mundur setelah Joe Biden menyatakan mundur dari Pilpres AS akhir bulan lalu, dan Partai Demokrat mengusung Wakil Presiden AS Kamala Harris sebagai penggantinya.
"Itu sebenarnya kudeta presiden, kalau dipikir-pikir, dia mendapat 14 juta suara. Dia berkampanye selama setahun dan akhirnya menang, lalu mereka menyingkirkannya. Mereka berkata: keluar sekarang atau kami akan menyingkirkanmu dengan cara yang sulit. Mereka berkata: ada cara mudah dan ada cara sulit, Joe, dan kamu akan keluar," katanya, dikutip Minggu (4/8/2024).
Trump mengatakan bahwa calon yang diusung menggantikan Biden, yakni Wakil Presiden AS Kamala Harris, merupakan calon yang akan gagal.
Adapun dengan mundurnya Biden, Donald Trump akan melawan Kamala Harris, dalam Pilpres AS akan berlangsung pada 5 November 2024.
Pada awalnya, Biden menjadi calon teratas dari Partai Demokrat, namun, setelah penampilannya yang buruk saat debat yang disiarkan televisi melawan calon dari Partai Republik Donald Trump pada 27 Juni lalu, membuat seruan semakin meningkat, khususnya di kalangan Demokrat, agar presiden petahana itu mundur dari pencalonan.
Akhirnya, Biden memutuskan untuk keluar dari kampanye pemilihan ulangnya. Dia mengatakan dalam surat di X bahwa dia mengundurkan diri sebagai calon Presiden AS.
Kemudian, dia mendukung pencalonan Kamala Harris sebagai calon Presiden AS dari Partai Demokrat, pada 21 Juli lalu.
Sementara itu, puluhan anggota Kongres Demokrat, Gubernur dan pejabat juga telah mendukung Harris sebagai Presiden AS mendatang.
Biden sebelumnya tampil buruk dalam debat capres melawan penantang dari Partai Republik Donald Trump, yang menyebabkan dia tersendat dalam kata-katanya saat debat.
Adapun Biden selama ini telah berusaha membuktikan kepada publik bahwa dia sehat secara fisik dan mental untuk menjabat kembali menjadi Presiden AS.