Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jutaan Data Ganda Penerima Bansos, Risma Diminta Cek Internal Kemensos

Mensos Tri Rismaharini diminta tak gegabah untuk melaporkan temuan jutaan data ganda penerima bansos itu ke berbagai pihak.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan apresiasi kepada tenaga kesehatan dan relawan dalam Malam Puncak 1 Tahun Perjuangan Melawan Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (23/3/2021)./Antararn
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan apresiasi kepada tenaga kesehatan dan relawan dalam Malam Puncak 1 Tahun Perjuangan Melawan Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (23/3/2021)./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanul Haq menyoroti temuan Kementerian Sosial soal 21 juta data ganda penerima bantuan sosial (bansos).

Laporan tersebut terungkap berdasarkan temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), BPKP dan KPK terkait bansos tahun 2020. BPKB melaporkan terdapat 3.877.965 data NIK tidak valid. 

Selanjutnya terdapat 41.985 duplikasi data keluarga peneriman manfaat (KPM) dengan nama dan NIK yang sama. BPK juga melaporkan tambahan data NIK tidak valid sebanyak 10.992.479 ART, nomor KK tidak valid sebanyak 16.373.682 ART, nama kosong 5.702 ART serta NIK ganda sebanyak 86.465 ART.

Maman berharap Mensos Tri Rismaharini tidak bertindak gegabah dengan temuan tersebut. Dia menyarankan agar Mensos lebih fokus untuk melakukan penelusuran internal ihwal data ganda tersebut.

“Penemuan 21 juta data ganda yang disampaikan Menteri Sosial ini memang sesuai fakta, tetapi Mensos itu sebaiknya tidak grasak-grusuk lapor ke sana-ke mari seperti ke KPK dan lainnya. Sebaiknya cari tahu dulu mengapa hal ini bisa terjadi dari internal Kementerian Sosialnya. Apakah reformasi birokrasi Kemensos itu sudah benar?” kata Maman, seperti dilansir laman resmi DPR, Senin (31/5/2021).

Politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) ini menilai validasi data yang dilakukan Kemensos memang penting terutama terkait penemuan 21 juta data ganda penerima bansos yang mengakibatkan bansos tidak tepat sasaran. Namun, reformasi birokasi Kemensos juga tidak boleh dilupakan karena kevalidan suatu data juga berhubungan terhadap pengujinya.

“Yang saya lihat bu Mensos ini seperti menaruh ember di bawah genteng yang bocor akibat hujan. Bukannya mencari cara agar bagaimana air hujan itu tidak masuk seperti gentengnya di ganti atau lainnya. Kemensos seharusnya melakukan reformasi birokrasi karena kevalidan suatu data juga sangat berpengaruh kepada internal Kemensos,” tandas legislator dapil Jawa Barat IX itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper