Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah untuk menggenjot realisasi APBD. Upaya ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021.
Saat kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (27/5/2021), Mendagri memantau realisasi APBD yang dilakukan oleh Pemda setempat.
“Saya berkunjung ke Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka untuk berdiskusi secara langsung dan juga virtual dengan daerah, kabupaten kota [mengenai] dua hal, soal realisasi belanja, APBD serta masalah Penanganan Covid-19,” katanya dalam siaran pers, Kamis (27/5/2021).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif mengalami perlambatan dan terkontraksi sebesar 0,74 persen secara year on year (yoy). Kondisi ini diharapkan mulai pulih pada kuartal II tahun 2021 seiring dengan penanganan kasus Covid-19 yang sudah bisa ditekan dengan proses vaksinasi dan pembatasan aktivitas warga.
Lebih lanjut, Tito berharap belanja pemerintah pusat atau daerah secara agregat di kuartal kedua ini dapat mempercepat realisasi anggarannya.
"Dalam rangka untuk memulihkan ekonomi kita,” ujar Mendagri.
Baca Juga
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 tumbuh 7 persen. Menurutnya, target ini dapat terealisasi jika pemerintah pusat dan derah bekerja sama untuk melakukan belanja-belanja produktif, tepat sasaran untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
“Kita harapkan bisa meningkat, bahkan bisa terdongkrak di atas 7 persen, ini memerlukan kebersamaan realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah,” terangnya.
Di sisi lain, Mendagri menyebut setidaknya upaya ini harus diiringi dengan empat indikator pengendalian Covid-19 seperti angka positivity rate, angka kematian, angka kesembuhan dan keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR).
Mendagri juga mendorong agar pemerintah daerah mempercepat eksekusi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang menjadi bagian dari program nasional untuk mengendalikan pandemi.
“Kita harapkan [vaksinasi] untuk lansia segera selesai sehingga bisa dilanjutkan sektor-sektor lainnya, terutama yang rentan untuk penularan, seperti sektor transportasi, pasar ya, kemudian juga hotel, restoran dan lain-lain,” tuturnya.