Bisnis.com, JAKARTA — Ribuan orang berbaris di Paris dan kota-kota besar Prancis lainnya untuk mendukung warga Palestina setelah konflik 11 hari dengan Israel yang menewaskan lebih dari 260 orang di kedua sisi berakhir melalui kesepakatan gencatan senjata.
Akibat serangan itu ribuan orang kehilangan tempat tinggal di daerah kantong miskin di Gaza. Sebelumnya dilajukan gencatan senjata pada Jumat untuk mengakhiri serangan udara mematikan Israel di wilayah yang dikepung dan tembakan roket ke arah Israel.
"Gencatan senjata tidak menyelesaikan persoalan. Konflik ini menyangkut semua orang yang terikat pada nilai-nilai keadilan, martabat dan hukum," kata Bertrand Heilbronn, presiden Asosiasi Solidaritas Palestina Prancis yang mengorganisir unjuk rasa Paris dan demonstrasi lainnya.
Para demonstran ibu kota meneriakkan slogan-slogan seperti "Palestina akan hidup, Palestina akan menang", "pembunuh Israel, kaki tangan Macron", "dan Kami semua adalah orang Palestina."
Sedangkan serikat buruh CGT mengatakan hingga 4.000 orang menghadiri aksi demo di di Paris sebagaimana dukutip ChannelNewsAsia.com, Minggu (23/5/2021).
Tidak seperti biasanya kalau terjadi konflik Israel-Palestina, kali ini aksi semo berlangsung dalam jumlah besar. Di kota-kita besar lainnya di dunia juga terjadia aksi demo mendukung Palestina termasuk di kota-kota AS seperti di New York dan Chicago. Demikian juga di sejumlah kota di Australia, Eropa, termasuk di Asia seperti Indonesia.
Baca Juga
"Meski pemboman telah berakhir, penjajah masih di sana. Penduduk Sheikh Jarrah masih menghadapi ancaman pengusiran dan Jalur Gaza diblokade," kata Wael, seorang demonstran berusia 28 tahun dengan bendera Palestina diikatkan di pundaknya.
Protes lain diadakan di kota Strasbourg di Prancis timur, Lille utara dan Toulouse serta Montpellier di selatan.
"Palestina memiliki hak untuk hidup dalam damai dan memiliki negara. Israel telah merampas hak dan rumah kami. Saya orang Palestina tapi saya tidak lagi punya hak untuk pergi ke sana, keluarga saya telah kehilangan segalanya," kata Imad Deaibis.