Bisnis.com, JAKARTA -- Sekitar 3.100 roket Hamas terus menghujani wilayah yang diduduki Israel sejak pekan lalu. Sebagian roket berhasil mencapai target, meski mayoritas roket berhasil ditangkis oleh Iron Dome, sistem pertahanan udara andalan Israel.
Adapun serangan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, Palestina membuat warga Israel kalang kabut. Sirene berbunyi kencang. Sementara, sejumlah orang berlari menyelematkan diri dari roket-roket hamas yang beterbangan di atas kota dan pemukiman warga Yahudi Israel.
Suasana kepanikan warga negara Zionis itu terekam oleh akun instagram resmi Israel Defence Force. Dalam akun tersebut, disebutkan bahwa roket-roket hamas setidaknya telah merusak sejumlah fasilitas umum dan menewaskan 10 warga Israel.
"Hamas telah menembakan 3.100 roket ke Israel pada pekan lalu," demikian dilansir dari akun @IDF yang dikutip, Senin (17/5/2021).
Baca Juga
Pihak Israel mengklaim bahwa serangan udara yang mereka lakukan di wilayah Gaza dilakukan untuk merespons tembakan roket Hamas yang diluncurkan dari wilayah tersebut.
Israel menuding Hamas telah menjadikan wilayah pemukiman warga Palestina untuk meluncurkan roket dan hal ini membuat korban jiwa dari kalangan sipil tak terelakan.
"IDF harus menyerang peluncur ini, untuk mencegah Hamas meluncurkan lebih banyak roket ke wilayah Israel."
Sebelumnya, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mendesak agar Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi terkait dengan krisis di Palestina, salah satunya adanya kehadiran internasional untuk melindungi warga sipil dan Masjid Al-Aqsa.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, setelah pertemuan terbuka Komite Eksekutif tingkat menteri luar negeri OKI pada Minggu (16/5/2021).
Dia mengatakan OKI menyerukan kepada komunitas internasional, khususnya DK PBB agar mengambil langkah konkret atas tindakan kekerasan dan pelanggaran hukum internasional.
Jika DK PBB gagal, Sidang Majelis Umum PBB harus segera melakukan pertemuan darurat.
“Kita juga harapkan dalam resolusi tersebut akan terdapat elemen desakan untuk menerapkan mekanisme international protection/international presence untuk melindungi warga sipil Palestina maupun kompleks Masjid Al Aqsa,” katanya.
Penyerangan oleh tentara zionis Israel terjadi di Masjidil Aqsa pada saat banyak jemaah yang sedang beribadah memanfaatkan malam akhir Ramadan.
Penyerangan terjadi sebagai imbas dari protes warga Palestina terhadap rencana pengusiran warga Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur oleh Israel.
OKI menyebut serangan tersebut sebagai aksi kolonial dan segregasi rasial Israel. OKI kembali menegaskaukungannya kepada Palestina dan Al Quds Al-Sharif (Yerusalem) dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina berdasarkan solusi dua negara.