Bisnis.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meluruskan informasi terkait spekulasi keterkaitan peristiwa gempa bumi di Nias, Sumatra Utara Jumat (14/5/2021) dengan bencana serupa yang sempat mengguncang Mentawai, Sumatra Barat Rabu (12/5/2021).
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Tiar Prasetya, spekulasi tersebut tidak benar.
“Kalau dia [gempa di Nias] terjadi seolah berentet, itu hanya karena faktor karena lempeng di Indonesia sangat dinamis. Dan kalau nanti ada perkembangan info terkait hal tersebut, pasti akan kami infokan,” kata Tiar dalam konferensi pers, Jumat (14/5/2021) sore.
Tiar menjelaskan, bahwa saking dinamisnya pergerakan lempeng di Indonesia, dimungkinkan terjadi bencana gempa bumi dalam rentang waktu yang tidak jauh. Namun, hanya karena peristiwa satu gempa dengan yang lain cenderung berdekatan secara waktu, bukan berarti kedua bencana saling berkait.
“Dan tidak harus secara efek domino. Contohnya di Mentawai Gempa, bisa juga di lokasi yang cenderung jauh misalnya Sulawesi Utara juga terjadi gempa.”
Pernyataan Tiar dipertegas oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Baca Juga
Dia mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan tidak terpengaruh dengan rumor yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Termasuk terkait peristiwa gempa bumi, yang menurutnya bisa terjadi kapan dan di mana saja mengingat dinamisnya lempeng di Indonesia.
“Demikian dengan gempa di Mentawai, itu kebetulan gempanya tidak sama persis dengan yang terjadi hari ini. Meskipun sama-sama terjadi di dekat wilayah barat daerah Sumatra,” tuturnya.
Berdasarkan data BMKG, gempa di Nias hari ini terjadi sekitar pukul 13.33 WIB dengan kekuatan magnitudo 7,2 dan telah dimutakhirkan jadi M 6,7.
Setelah perisitiwa tersebut, per pukul 16.20 WIB BMKG mencatat adanya 9 kali gempa susulan dengan rentang magnitudo 3,3 hingga 5,3.
BMKG mengingatkan agar masyarakat tidak panik.
“Kami mengimbau masyarakat di wilayah terdampak menghindari bangunan yang sudah rusak atau retak akibat gempa. Tentu dengan sikap tenang, tidak terpengaruh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tukas Dwikorita.
Hasil analisis BMKG menyatakan, bahwa gempa tidak berpotensi tsunami. Akan tetapi, mengenai dampak kerusakan dan kemungkinan jumlah korban, hingga kini BMKG masih dalam proses koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).