Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Thailand Melonjak, Klaster Penjara Jadi Pemicu Utama

Satuan tugas Covid-19 Thailand melaporkan per hari ini penambahan 4.887 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir dengan 60 persen berasal dari dua penjara ibu kota.
Suasana Bangkok, Thailand, pada 19 Juni 2020./Antara/Reuters
Suasana Bangkok, Thailand, pada 19 Juni 2020./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Thailand melaporkan peningkatan kasus baru virus Corona atau Covid-19 dengan klaster penjara sebagai pemicu utama.

Dilansir Bloomberg, Kamis (13/5/2021), lonjakan kasus baru Covid-19 di Thailand itu menjadi rekor dan membuat perjuangan untuk menekan penularan Covid-19 di Negeri Gajah Putih kian berat dan berdampak pada pembatasan bisnis dan perjalanan.

Satuan tugas Covid-19 Thailand melaporkan per hari ini penambahan 4.887 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Hampir 60 persen kasus di antaranya berasal dari dua penjara di ibu kota.

Dengan demikian, kasus Covid-19 secara kumulatif meningkat menjadi 93.794 orang. Pada saat yang sama, Thailand melaporkan penambahan 32 kasus kematian sehingga total korban tewas akibat wabah itu menjadi 518 orang.

Kluster penjara menimbulkan tantangan baru bagi pihak berwenang Thailand yang mencoba mengekang gelombang ketiga infeksi yang dimulai dari tempat hiburan malam Bangkok dan menyebar ke daerah kumuh kota yang padat.

Wabah yang memburuk telah membebani sentimen investor dengan patokan indeks saham Thailand dan nilai tukar baht menuju penurunan hari ketiga berturut-turut.

"Prospek ekonomi tetap lemah,” kata Tim Leelahaphan, seorang ekonom di Standard Chartered Bank Plc di Bangkok, dalam sebuah laporan.

“Perubahan haluan akan membutuhkan langkah-langkah fiskal yang signifikan, peluncuran vaksinasi yang dipercepat dengan kemajuan yang jelas menuju target kekebalan kelompok, dan pembukaan kembali pariwisata yang sukses. Kami tidak mengharapkan hasil yang sukses di bidang ini sampai setidaknya akhir kuartal ketiga, ”katanya.

Sebagai catatan, penjara Thailand saat ini penuh sesak dengan jumlah penghuni 5 persen di atas kapasitas maksimum. Pemerintah telah mencoba untuk mengurangi jumlah populasi penjara melalui program pembebasan dan pekerjaan awal.

Tahun lalu, kekhawatiran akan risiko infeksi mendorong narapidana melakukan kerusuhan dan membakar bagian dari kompleks penjara.

Human Rights Watch mendesak pihak berwenang untuk mengurangi kepadatan dengan melepaskan orang-orang yang tidak menimbulkan risiko serius dan nyata bagi orang lain.

Namun, Departemen Pemasyarakatan Thailand mengatakan bahwa mereka memiliki sumber daya untuk menahan wabah, dan telah merencanakan untuk memberikan vaksin kepada para narapidana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper