Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak disengaja.
Menko PMK mengakui bahwa hilanya nama tokoh pendiri NU itu dari Kamus Sejarah terjadi pada saat dia memimpin Kemendikbud. Namun, hal itu disebut bukan kebijakan yang disengaja.
Buktinya, kata Muhadjir, Kemendikbud mengabadikan jejak Hasyim Asy'ari dengan membangun Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari di Jombang, yang diresmikan pada masa kepemimpin Muhadjir sebagai Mendikbud.
Kemudian, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri. Buku itu juga terbit saat Muhadjir menjabat.
Oleh karena itu, Muhadjir menyarankan Kemendikbud membentuk tim investigasi mengusut masalah ini supaya tidak terjadi fitnah.
"Kalau persoalan itu dipandang serius, sebaiknya Kemendibud membentuk tim investigasi internal. Toh, meskipun Direktorat Sejarah sudah bubar, kan orang-orangnya masih ada. Biar jelas duduk persoalannya dan tidak jadi fitnah," ujar tokoh Muhammadiyah itu dalam keterangan tertulis Jumat, (23/4/2021).
Baca Juga
Mendikbud periode 2016-2019 tersebut menjelaskan pada saat itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid sudah memberi klarifikasi ihwal kesalahan dalam kamus yang disusun sejak 2017 tersebut. Menurutnya, terjadi akibat kealpaan yang dilakukan oleh staf di Direktorat Sejarah.
Kamus sejarah merupakan proyek Direktorat Sejarah yang berada di bawah Dirjen Kebudayaan Kemendikbud. Direktorat Sejarah itu sekarang sudah dilikuidasi alias dibubarkan.
"Mengenai program penulisan Kamus Sejarah itu sendiri, saya tidak tahu dan tidak pernah dilapori. Baru setelah terjadi heboh, Pak Hilmar memberi tahu dan meminta maaf atas kejadian tersebut. Saya bilang, ya namanya saja khilaf mau diapakan lagi, yang penting segera dicari jalan keluarnya," ujar Muhadjir.
Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari.
Namun, secara alfabetis, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini kemudian menuai protes.
Salah satu pemrotes adalah Ketua Umum NU CIRCLE (Masyarakat Profesional Santri) R. Gatot Prio Utomo. Gatot menuduh Kemendikbud menghilangkan jejak Hasyim Asy'ari dalam kamus itu.