Bisnis.com, JAKARTA - Miguel Díaz-Canel dinobatkan sebagai Ketua Umum Partai Komunis Kuba (PCC) sekaligus menjadi orang pertama menjadi presiden tanpa nama keluarga Castro yang telah memimpin Kuba sejak revolusi 1959.
Pengangkatan itu, yang diumumkan kemarin sudah diduga banyak kalangan. Pria jangkung berambut perak berusia 60 tahun itu sekarang memegang dua posisi terpenting di Kuba, ketua umum partai sekaligus presiden.
Pengangkatannya juga menepis desas-desus bahwa dia adalah boneka yang tunduk pada kekuatan dari luar.
“Saya tidak pernah percaya rumor itu,” kata mantan diplomat Kuba Carlos Alzugaray.
Dia yang berkuasa meski tetap berkonsultasi langsung dengan Raúl Castro, katanya seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (20/4/2021).
Alzugaray mengatakan Miguel kini menjadi penguasa tertinggi di Kuba dengan segala tantangan dan harapan ke masa depan.
Baca Juga
Sebagai seorang insinyur kelistrikan, sebagian besar hidupnya dihabiskan menjadi fugsionaris partai.
Miguel lahir setahun setelah revolusi, di Villa Clara, provinsi di mana Che Guevara menolak keinginan pasukan Fulgencio Batista, mewujudkan revolusi.
Orang-orang yang mengenalnya saat masih muda mengatakan, bahwa dia adalah sekretaris partai yang cerdas dan menarik di Villa Clara dan kemudian di Holguin di Kuba timur. Dia juga dipuji sebagai menteri pendidikan tinggi yang teliti dan aktif.
Raúl Castro pertama kali mengangkatnya sebagai wakil presiden (dewan menteri) pada tahun 2012, tak lama setelah dia sendiri menggantikan saudaranya, Fidel Castro sebagai Ketua umum partai.
Hal itu adalah indikasi nyata bahwa Miguel Díaz-Canel sedang dipersiapkan untuk memegang kekuasaan.