Bisnis.com, JAKARTA - Pemasok peralatan telekomunikasi China, Huawei dilaporkan mampu menyadap semua panggilan yang dilakukan di salah satu jaringan telepon seluler terbesar di Belanda, KPN, menurut laporan rahasia yang dimuat surat kabar Belanda De Volkskrant.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa perusahaan China tersebut dapat memantau panggilan dari 6,5 juta pengguna telepon tanpa sepengetahuan perusahaan Belanda tersebut, menurut surat kabar itu seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (20/4/2021).
Percakapan yang dapat dipantau oleh staf Huawei di Belanda dan China termasuk panggilan yang dilakukan oleh Perdana Menteri saat itu, Jan Peter Balkenende, dan pembangkang China, menurut laporan itu.
Sementara, pihak KPN mengakui mereka "tidak pernah mengamati bahwa Huawei mencuri informasi kliennya".
Perusahaan itu menambahkan, bahwa tidak ada pemasoknya yang memiliki "akses tidak sah, tidak terkendali, atau tidak terbatas ke jaringan dan sistem mereka.
Huawei, yang merupakan subjek masalah keamanan yang tersebar luas di banyak negara barat, menolak klaim bahwa pihaknya telah menyadap pengguna KPN.
Baca Juga
"Kami tidak pernah dituduh oleh badan pemerintah bertindak dengan cara yang tidak sah," katanya.
KPN mulai menggunakan teknologi Huawei pada 2009 dan mencermati laporan tersebut setelah dinas intelijen domestik Belanda, AIVD, memperingatkan kemungkinan spionase.
Laporan itu juga menemukan Huawei dapat mengakses nomor yang disadap oleh layanan keamanan Belanda.
Temuan menempatkan "keberlangsungan keberadaan KPN Mobile dalam bahaya serius" karena pengguna "mungkin kehilangan kepercayaan jika diketahui pemerintah China dapat memantau nomor ponsel KPN," menurut laporan itu.