Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Huawei Dilaporkan Sadap 6,5 Juta Pengguna Jaringan Telepon KPN Belanda

Percakapan yang dapat dipantau oleh staf Huawei di Belanda dan China termasuk panggilan yang dilakukan oleh Perdana Menteri saat itu, Jan Peter Balkenende.
John Andhi Oktaveri
John Andhi Oktaveri - Bisnis.com 20 April 2021  |  07:03 WIB
Huawei Dilaporkan Sadap 6,5 Juta Pengguna Jaringan Telepon KPN  Belanda
Warga menggunakan smartphone di dekat logo Huawei Technologies Co. di Brussels, Belgia, Selasa (21/5/2019). Bloomberg - Geert Vanden Wijngaert

Bisnis.com, JAKARTA - Pemasok peralatan telekomunikasi China, Huawei dilaporkan mampu menyadap semua panggilan yang dilakukan di salah satu jaringan telepon seluler terbesar di Belanda, KPN, menurut laporan rahasia yang dimuat surat kabar Belanda De Volkskrant.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa perusahaan China tersebut dapat memantau panggilan dari 6,5 juta pengguna telepon tanpa sepengetahuan perusahaan Belanda tersebut, menurut surat kabar itu seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (20/4/2021).

Percakapan yang dapat dipantau oleh staf Huawei di Belanda dan China termasuk panggilan yang dilakukan oleh Perdana Menteri saat itu, Jan Peter Balkenende, dan pembangkang China, menurut laporan itu.

Sementara, pihak KPN mengakui mereka "tidak pernah mengamati bahwa Huawei mencuri informasi kliennya".

Perusahaan itu menambahkan, bahwa tidak ada pemasoknya yang memiliki "akses tidak sah, tidak terkendali, atau tidak terbatas ke jaringan dan sistem mereka.

Huawei, yang merupakan subjek masalah keamanan yang tersebar luas di banyak negara barat, menolak klaim bahwa pihaknya telah menyadap pengguna KPN.

"Kami tidak pernah dituduh oleh badan pemerintah bertindak dengan cara yang tidak sah," katanya.

KPN mulai menggunakan teknologi Huawei pada 2009 dan mencermati laporan tersebut setelah dinas intelijen domestik Belanda, AIVD, memperingatkan kemungkinan spionase.

Laporan itu juga menemukan Huawei dapat mengakses nomor yang disadap oleh layanan keamanan Belanda.

Temuan menempatkan "keberlangsungan keberadaan KPN Mobile dalam bahaya serius" karena pengguna "mungkin kehilangan kepercayaan jika diketahui pemerintah China dapat memantau nomor ponsel KPN," menurut laporan itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

belanda huawei
Editor : Nancy Junita

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top