Bisnis.com, JAKARTA - Sastrawan Umbu Landu Paranggi dikabarkan meninggal dunia pagi ini, Selasa (6/4/2021), pada usia ke 77 tahun. Berpulangnya seniman senior asal Sumba Timur itu meninggalkan duka mendalam bagi pengemar dan muridnya.
Bernama lengkap Umbu Wulang Landu Paranggi, lahir pada 10 Agustus 1943 atau berumur 77 tahun, meninggal pukul 03.55 WITA di RS Bali Mandara, Sanur, Bali. Masih simpang siur penyebab meninggalnya Umbu. Sempat beredar informasi karena terpapar Covid-19.
Kabar duka meninggalnya Umbu Landu Paranggi disampaikan akun Twitter Kenduri Cinta, majelis belajar yang didirikan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun. Cak Nun adalah murid dari Umbu Landu Paranggi.
"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.... Duka kami, mengantarmu ke huma yang sejati Bapak Umbu Landu Paranggi. Pada hari Selasa, tanggal 6 April 2021 pukul 03.55 WITA di RS Bali Mandara. #MaiyahBerduka," tulis akun tersebut.
Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun...
— Kenduri Cinta (@kenduricinta) April 5, 2021
Duka kami, mengantarmu ke huma yang sejati
Bapak Umbu Landu Paranggi
Pada hari Selasa tanggal 6 April 2021 pukul 03.55 WITA di RS Bali Mandara.#MaiyahBerduka pic.twitter.com/YRa1I8cih1
Kabar duka tersebut kemudian menjadi trending topic. Bermacam tanda pagar atau tagar bertebaran. Mulai dari tagar #MaiyahBerduka, Umbu Landu Paranggi, Cak Nun, dan Presiden Malioboro.
Umbu Landu Paranggi
— IG: Pak De Moel ~ SELALU BERUNTUNG??? (@MoelyonovDjalil) April 6, 2021
Aku tak mengenalmu, tapi kubaca karyamu
Aku tak mengenalmu, tapi kutahu engkau Presiden Penyair, Presiden Malioboro
Di sekolah tak ada pelajaran tentangmu
Tapi engkau tetap melegenda
Sebab, engkau adalah puisinya puisi
Selamat jalan, Guru#MaiyahBerduka ? pic.twitter.com/TIYDzF3wMN
Semasa hidupnya, Umbu Landu Paranggi dikenal dengan Presiden Malioboro. Seperti dikutip Wikipedia, pada 1970-an Umbu membentuk Persada Studi Klub (PSK), sebuah komunitas penyair, sastrawan, seniman yang berpusat di Malioboro Yogyakarta.
Baca Juga
PSK, di kemudian hari dikenal sebagai salah satu komunitas sastra yang sangat mempengaruhi perjalanan sastrawan besar di Indonesia. Walaupun dikenal sebagai Presiden Malioboro, dia sendiri seperti menjauh dari popularitas dan sorotan publik.
Dia sering menggelandang sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya. Orang-orang menyebutnya 'pohon rindang' yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tetapi dia sendiri menyebut dirinya sebagai 'pupuk' saja.
Umbu pernah dipercaya mengasuh rubrik puisi dan sastra di Mingguan Pelopor Yogya. Hari tuanya dihabiskan tinggal di Bali, sembari mengasuh rubrik Apresiasi di Bali Post.
Selain itu, nama Umbu dikenal melalui karya-karyanya berupa esai dan puisi yang dipublikasikan di berbagai media massa. Umbu merupakan penyair sekaligus guru bagi para penyair muda pada zamannya, antara lain Emha Ainun Nadjib, Eko Tunas, Linus Suryadi AG, dan lain-lain.
Dia tercatat sebagai Sarjana Sosiatri, Fakultas Ilmu Sosial Politik, Universitas Gajah Mada. Kemudian, dia jebolan Sarjana Hukum, Universitas Janabadra, Yogyakarta.