Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatoligi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita menerjunkan petugas ke lokasi pengungsian di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mempermudah penyampaian informasi terkait perubahan bencana.
Wilayah tersebut mengalami banjir bandang dan longsor sehingga menyebabkan ribuan orang mengungsi dan puluhan meninggal dunia. Bencana alam ini disebabkan adanya Siklon Tropis Seroja.
"Sudah kami terjunkan pula [petugas] ke tempat pengungsi guna menyampaikan apa yang terjadi untuk menenangkan warga dan juga untuk membuat wa grup pengungsi, agar perubahan cuaca dan peringatan dini dapat tersebar melalui Wa [whatsapp] grup tersebut," katanya melalui saluran Youtube Setpres, Selasa (6/4/2021).
Dia menuturkan, Siklon Tropis Seroja telah terdeteksi sejak 2 April 2021. Saat itu, BMKG menyebarluaskan informasi tersebut ke berbagai pihak termasuk pemerintah daerah di wilayah terdampak.
Siklon Tropis Seroja merupakan siklon kesepuluh yang terdeteksi oleh tropical cyclone warning center milik BMKG di Jakarta. Dwikorita menyebut bahwa badai ini merupakan yang paling kuat dibandingkan siklon yang lain.
"Sebagai salah satu dampak dari naiknya suhu muka air laut di daerah tersebut yang mencapai 30 derajat celcius yang semestinya rata-rata sekitar 26 derajat Celcius," tuturnya.
Baca Juga
Kendati demikian saat ini posisi badai tersebut sudah mulai menjauh dari wilayah Nusa Tenggara Timur bergerak ke arah barat daya. Siklon Seroja juga mulai mengalami peningkatan kecepatan pusaran hingga 110 km per jam.
Kecepatan ini akan bertambah menjadi 130 km per jam pada 7 April 2021. Meski begitu dampak yang ditimbulkan rendah disebabkan pusaran badai sudah menjauh dari perairan Indonesia.