Bisnis.com, JAKARTA - Hasil Survei Saiful Mujani Research and Consulting menunjukkan bahwa 29 persen warga di Tanah Air diprediksi tidak akan melakukan vaksinasi meski vaksin telah tersedia.
Hasil ini diketahui dari pertanyaan yang dilayangkan kepada responden, jika vaksinasi sudah tersedia apakah akan melakukan vaksinasi Covid-19.
Dari pertanyaan ini, 46 persen warga menyatakan bakal menerima vaksinasi, 29 persen tidak akan, 23 persen pikir-pikir dulu dan 2 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
SMRC melakukan survei nasional pada 28 Februari - 8 Maret 2021. Riset melibatkan 1.220 responden yang dipilih secara random. Dari jumlah ini, 1.065 responden atau 87 persen perespon dapat diwawancarai secara valid.
Adapun margin error rerata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sekitar 3,07 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Riset kali ini dilakukan dengan cara tatap muka oleh pewawancara.
“Ini temuan yang perlu mendapat perhatian serius,” ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam rilisnya, Rabu (24/3/2021).
Baca Juga
Dia menjelaskan, terdapat sejumlah faktor yang mungkin mempengaruhi kesediaan seseorang untuk divaksin. Pertama, soal keyakinan bahwa vaksin aman.
Survei menemukan bahwa 64 persen warga yang percaya bahwa vaksin aman bersedia untuk divaksin, sementara hanya 16 persen warga yang percaya vaksin aman bersedia untuk divaksin.
soal keyakinan bahwa vaksin aman. Survei menemukan bahwa 64% warga yang percaya bahwa vaksin aman bersedia untuk divaksin, sementara hanya 16% warga yang percaya vaksin aman tidak bersedia untuk divaksin.
Kedua, pengaruh adanya kampanye menolak vaksin. Sekitar 35 persen warga yang pernah mendapat ajakan untuk menolak vaksin menyatakan bersedia divaksin, sementara 47 persen warga yang tidak pernah mendapat ajakan menolak vaksin bersedia divaksin.
Ketiga, rasa kekhawatiran atau ketakutan akan penularan Covid-19. Survei SMRC menemukan bahwa 59 persen warga yang menyatakan sangat takut tertular vaksin menyatakan bersedia divaksin, sementara hanya 38 persen warga yang menyatakan tidak takut tertular Corona menyatakan bersedia divaksin.
Keempat, persepsi tentang masih terus bertambahnya kasus penularan Covid-19. Survei menemukan bahwa 52 persen warga yang percaya jumlah terinfeksi Covid-19 semakin banyak menyatakan bersedia divaksin, sementara hanya 39 persen warga yang tidak percaya jumlah terinfeksi Covid-19 semakin banyak menyatakan bersedia divaksin.
“Pemerintah perlu melawan kampanye antivaksin, meyakinkan rakyat bahwa vaksin aman, meyakinkan publik bahwa bahwa pandemi belum berakhir dan setiap warga bertanggungjawab untuk mencegah penyebaran wabah,” terangnya.