Bisnis.com, JAKARTA - Italia memblokir ekspor 250.000 dosis vaksin Oxford/AstraZeneca ke Australia akibat memanasnya perselisihan dengan perusahaan vaksin Anglo-Swedia tersebut.
Berdasarkan skema otorisasi ekspor UE yang dinilai kontroversial, Pemerintah Italia memerintahkan agar dosis tetap di blok atas dukungan dari Komisi Eropa.
Langkah tersebut dikhawarirkan akan membuat UE bergerak menuju pendekatan proteksionis untuk pasokan vaksin. Padahal Komisi Eropa telah berulang kali dan secara terbuka menegaskan bahwa mereka tidak bermaksud untuk memberlakukan larangan.
Saat ini UE terlibat dalam perselisihan tingkat tinggi dengan pihak AstraZeneca setelah perusahaan itu memberi tahu tentang kekurangan pengiriman pada kuartal ini. Alasannya karena masalah produksi di salah satu lokasi negara produsen di Uni Eropa.
Sebuah mekanisme di mana pemasok vaksin perlu mendapatkan otorisasi untuk ekspor keluar dari UE disusun di tengah kekhawatiran bahwa dosis yang dibuat di dalam blok negara Eropa itu sedang dikirim ke Inggris. Padahal Inggris telah keluar dari UE.
Komisi Eropa bersitegang selama berminggu-minggu terkait mekanisme ekspor terutama tentang transparansi. Akan tetapi Ursula von der Leyen, presiden Komisi Eropa, secara pribadi telah meyakinkan 27 kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa pada pertemuan puncak minggu lalu bahwa ekspor akan dicegah jika pemasok tidak memenuhi kewajiban kontrak mereka.
Baca Juga
AstraZeneca memiliki lokasi produksi di Belgia, Belanda, Jerman, dan Italia. Australia telah membeli dosis 53 juta dari perusahaan, yang akan diluncurkan bulan ini. Keunggulan vaksin ini adalah dapat disimpan dalam kondisi lemari es yang normal, bukan di dalam freezer.
AstraZeneca telah melakukan pengiriman ke Italia minggu lalu, namun sekitar 10 persen-15 persen lebih sedikit dari yang diharapkan. Tetapi perusahaan bersikeras akan menghormati komitmennya untuk memasok negara itu dengan dosis 4,2 juta pada kuartal pertama tahun ini.
Pemerintah Italia, di bawah perdana menteri barunya, Mario Draghi yang juga mantan presiden Bank Sentral Eropa, telah memberi tahu komisi tersebut pada akhir minggu tentang niatnya dan menerima dukungan dari Brussel. Dia telah menyuarakan keprihatinannya bahwa UE tidak seharusnya memperketat ekspor saat bertemu para pemimpin blok itu seperti dikutip TheGuardian.com, Jumat (5/3/2021).
Kementerian luar negeri Italia menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Australia tidak dianggap sebagai "negara yang rentan" dan bahwa keputusan itu dibuat karena "masih adanya kekurangan vaksin di UE dan Italia.