Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan antibodi Covid-19 yang diproduksi AstraZeneca Plc telah terbukti efektif melawan varian virus pada pengujian awal. Perkembangan penting ini berpotensi membuka akses untuk populasi rentan yang tidak dapat menerima vaksin.
Mark Esser, Kepala Ilmu Mikroba AstraZeneca, mengatakan kombinasi antibodi monoklonal yang diambil dari pasien pemulihan Covid-19 bertahan melawan varian baru yang pertama kali diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan dalam pengujian laboratorium ekstensif.
Meskipun vaksin dapat melindungi populasi umum dari penyakit, tidak semua sistem kekebalan dapat merespons secara memadai.
Orang berisiko tinggi seperti pasien kanker mungkin memerlukan obat-obatan seperti antibodi monoklonal yang dapat menetralkan virus dan meniru respons imun yang diperlukan untuk menghindari infeksi.
AstraZeneca sedang menjalankan lima uji coba antibodi tingkat lanjut, mengamati pencegahan dan pengobatan. AstraZeneca awalnya berencana untuk menargetkan orang tua dengan antibodi karena populasi tersebut biasanya tidak merespons dengan baik terhadap vaksin flu.
Namun, reaksi yang lebih baik pada orang dewasa yang lebih tua terhadap suntikan Covid telah memaksa perusahaan untuk lebih fokus pada vaksin flu untuk individu berisiko, dengan data pertama diharapkan keluar pada musim panas tahun ini.
Baca Juga
"Peluncuran [vaksin] yang kuat di AS dan Inggris Raya telah sedikit memperlambat kami. Itu masalah yang bagus. Tantangan lainnya adalah orang-orang yang telah terdaftar dalam studi kami, keluar dari program vaksinasi," kata Esser dilansir Bloomberg, Selasa (23/1/2021).
Perusahaan telah merekrut sekitar 3.000 dari target 5.000 peserta dalam uji coba pencegahan, dan setengah dari 1.125 orang penelitian yang meneliti dampak antibodi setelah seseorang terpapar virus antara lain di panti jompo.
Tiga uji coba lain yang mengamati pengobatan penyakit ini mencakup kasus Covid-19 rawat inap dan rawat jalan.
Raksasa farmasi Inggris itu tahun lalu setuju untuk memasok sebanyak 100.000 dosis antibodi ke AS mulai akhir 2020, dengan opsi untuk memperoleh satu juta lagi pada 2021. Inggris juga setuju untuk membeli satu juta dosis pada Desember lalu.
Menurut Esser, dosis antibodi monoklonal hanya bisa diproduksi beberapa juta dosis setiap tahun meski keluaran vaksin dapat ditingkatkan dengan mudah. Itu berarti permintaan akan antibodi itu dapat melebihi pasokan jika terbukti berhasil.
Sementara itu, perusahaan lain juga mengerjakan proyek serupa. Antibodi penetral dari Eli Lilly and Co. diberikan persetujuan darurat di AS pada November sebagai pengobatan untuk pasien dengan risiko tinggi yang berkembang dari kasus ringan hingga parah atau rawat inap.
Lilly juga bekerja sama dengan GlaxoSmithKline Plc dan mitra Vir Biotechnology Inc. bulan lalu untuk menguji kombinasi antibodi mereka saat varian virus menghadirkan ancaman baru.