Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan pihak swasta seperti Halodoc dan Gojek untuk membantu menyediakan fasilitas vaksinasi Covid-19. Kemitraan itu dilakukan untuk mempercepat vaksinasi virus Corona kepada masyarakat.
Namun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa masih ada kendala yang dihadapi dalam upaya mengakselerasi vaksinasi Covid-19 tersebut.
“Tantangan paling besar satu, yaitu jumlah vaksinnya. Ini rebutan di seluruh dunia, banyak negara yang belum dapat atau yang baru mulai. Kita dibandingkan negara Asia dan beberapa negara maju sudah Alhamdulillah bisa duluan,” kata Menkes, pada Dialog KPCPEN, Kamis (4/3/2021).
Terlebih, pemerintah tengah mengupayakan vaksinasi selesai dalam waktu satu tahun, seperti permintaan Presiden Joko Widodo. Untuk 6 bulan pertama, pemerintah baru bisa memperoleh vaksin sebesar 90 juta dari kebutuhan 363 juta untuk 181,5 juta rakyat Indonesia.
“Jadi harusnya 45 juta rakyat disuntikkan 90 juta dosis di 6 bulan pertama. Sisanya yang 140 juta atau 270-280 juta dosis disuntikan di 6 bulan kedua. Jadi akan sangat tinggi itu jumlah suntikan yang harus dilakukan di semester kedua nanti,” lanjut Budi.
Oleh karena itu, kerja sama perlu dilakukan saat ini sebagai bentuk latihan untuk persiapan penyuntikkan vaksin lebih banyak pada semester kedua dan melihat sebesar apa kapasitas yang tersedia.
Baca Juga
“Nanti di semester kedua baru begitu jumlah vaksinnya penuh datang kita harus bisa masukkan ke 140 jutaan dalam waktu 6 bulan. Itu kan tantangannya tinggi sekali, dan kita nggak bisa lakukan sendiri. Kita harus lakukan ini bersama-sama dengan semua komponen bangsa,” imbuh Budi.
Saat ini, pemerintah tengah bekerja sama dengan Halodoc dan Gojek untuk menyediakan fasilitas vaksinasi drive thru. Menurutnya, selain menambah kapasitas, hal itu juga mempermudah lansia yang sudah kesulitan mobilitasnya sehingga bisa cukup divaksin di mobil atau motor tanpa harus pergi vaksinasi ke fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit.