Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Restui Vaksin Gotong Royong, Ini Kata Epidemiolog

Menurut LaporCovid, walaupun sudah gratis, vaksin mandiri tetap tidak adil. Pasalnya, prioritas vaksin ini sudah berbeda dengan tujuan pemerintah untuk vaksinasi di awal.
Presiden Joko Widodo meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada wartawan di Hall Basket Senayan, Jakarta, Kamis 25 Februari 2021 - Youtube Setpres
Presiden Joko Widodo meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada wartawan di Hall Basket Senayan, Jakarta, Kamis 25 Februari 2021 - Youtube Setpres

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan resmi memperbolehkan pengusaha untuk melakukan pembelian vaksin mandiri dan melakukan vaksin Gotong Royong lewat Permenkes Nomor 10 Tahun 2021.

Meskipun akan tetap diberikan gratis kepada para penerima vaksin, epidemiolog masih menentang program vaksinasi ini.

Crazy rich dapat vaksin, Koruptor dapat vaksin, Keluarga Anggota DPR dapat vaksin. Dan ya, vaksin mandiri kalau terus dilanjutkan, yakin kita akan terus-menerus melihat kabar seperti itu kedepannya,” cuit akun Twitter @LaporCovid, Minggu (28/2/2021).

Menurut LaporCovid, walaupun sudah gratis, vaksin mandiri tetap tidak adil. Pasalnya, prioritas vaksin ini sudah berbeda dengan tujuan pemerintah untuk vaksinasi di awal.

Pertama, vaksinasi mandiri mempertaruhkan infeksi di kelompok rentan. Kemudian, keluarga pengusaha yang bukan prioritas dapat vaksin duluan, dan yang kaya sekarang jadi pihak yang dapat vaksin duluan.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan dalam sebuah webinar bahwa vaksinasi untuk melawan Covid-19, kesetaraan akses vaksin adalah utama, lantaran juga berkaitan dengan Hak Asasi Manusia.

“Ini juga diatur konstitusi NKRI,” ujarnya dalam webinar, dikutip Minggu (28/2/2021).

Dia mengusulkan apabila perusahaan swasta memang ngin membantu pemerintah, harusnya melakukan kemitraan untuk penanganan pandemi total, bukan hanya untuk para karyawannya saja.

Dia menegaskan bahwa hak rakyat Indonesia itu sama untuk mendapatkan vaksin, termasuk dari sisi jenis vaksin dan jenis layanan, yang disediakan oleh pemerintah untuk mengatasi pandemi.

Selain itu, Dicky juga mengingatkan bahwa ada risiko yang sangat besar pada tindakan korupsi dalam implementasi Vaksinasi Gotong Royong.

“Walaupun sudah dikonsultasikankan dengan KPK, risiko tetap ada. Di samping itu, risiko yang sulit ditoleransi adalah pelanggaran HAM. Ingat vaksin merupakan Global Public-Health Goods,” tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper