Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait kondisi awal dan peta awal pemilu. Hasilnya, nama Presiden Joko Widodo masih menjadi top of mind pada benak publik apabila pemilihan Presiden diadakan saat ini.
Hasil survei LSI menunjukkan bahwa Presiden Jokowi masih menjadi pilihan utama masyarakat dengan perolehan 18,0 persen, disusul Prabowo Subianto 12,0 persen dan Anies Baswedan 5,7 persen. Namun, Jokowi dipastikan tidak lagi dapat berkompetisi pada Pilpres 2024 mendatang.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan bahwa daftar top of mind disampaikan responden tanpa diberikan pilihan nama oleh peneliti. Mereka hanya menyebutkan nama dari pilihannya sendiri.
“Secara top of mind ketika kita tanyakan kepada masyarakat siapa yang mereka pilih Presiden. Top of mind masyarakat atau responden menyebutkan sendiri tanpa dberikan nama. Masih nama-nama populer yang selama ini didengar,” kata Djayadi saat rilis survei LSI dikutip Selasa (23/2/2021)
Adapun, top of mind responden menurut LSI adalah Joko Widodo 18,0 persen, Prabowo 12,0 persen, Anies Baswedan 5,7 persen, Ganjar Pranowo 3,5 persen, Sandiaga Salahudin Uno 2,6 persen, Basuki Tjahaja Purnama 2,5 persen, Tri Rismaharini 2,3 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,4 persen, Ridwan Kamil 1,1 persen dan 45 persen belum menjawab.
Dari keseluruhan nama, hanya Presiden Joko Widodo yang tidak lagi dapat maju pada pemilihan 2024 nanti. Pasalnya, Jokowi telah menjabat sebagai kepala negara selama dua kali berturut-turut.
LSI kemudian menanyakan kembali Presiden pilihan masyarakat dengan menghapus nama Joko Widodo dan memberikan pilihan nama lain. Hasilnya, Prabowo Subianto menempati posisi puncak.
Prabowo memperoleh 22,5 persen menyusul Ganjar Pranowo 10,6 persen, Anies Baswedan 10,2 persen, Basuki Tjahaja Purnama 7,2 persen, Sandiaga Uno 6,9 persen, Tri Rismaharini 5,5 persen, Ridwan Kamil 5,0 persen, AHY 4,8 persen dan 10,4 persen lainnya belum menjawab.
Survei digelar LSI selama lima hari tujuh hari mulai 25 - 31 Januari 2021. Kajian ini dilakukan secara tatap muka dengan sampel adalah para pemilih atau berumur 17 tahun ke atas.
Selain itu, jumlah sampel yang diambil 1200 secara acak menggunakan muslistage random sampling sebagai sampel basis. Diperkirakan margin error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
LSI juga melakukan oversampel di 11 provinsi masing-masing sebanyak 100 responden sehingga total sampel yang dianalisis pada laporan ini sebanyak 2300 sampel.