Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bonus Demografi, Ketua MPR: Bisa Dioptimalkan Jika Penuhi Dua Hal

Bonus demografi adalah momen langka dalam perjalanan hidup sebuah bangsa. Kecil kemungkinannya untuk dapat terulang kembali dalam periode waktu yang singkat.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bonus demografi hanya dapat dioptimalkan apabila memenuhi dua prasyarat.

Salah prasyarat itu adalah ketika jumlah usia produktif merupakan sumber daya yang berkualitas.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2020, ujar Bambang Soesatyo, jumlah pemuda Indonesia dengan rentang usia 16 sampai dengan 30 tahun diperkirakan sebesar 64,5 juta jiwa.

Jumlah itu hampir seperempat dari total penduduk Indonesia. Akan tetapi bonus demografi itu harus diisi oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

Prasyarat kedua adalah adanya ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai dan mampu menyerap tenaga kerja yang berlimpah.

"Bonus demografi adalah sebuah momen langka dalam perjalanan hidup sebuah bangsa. Kecil kemungkinannya untuk dapat terulang kembali dalam periode waktu yang singkat. Karena itu bonus demografi harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin," kata politisi dengan sapaan populer Bamsoet ini.

Kontribudi jumlah penduduk muda pada upaya membangun dan memajukan bangsa sangat tergantung pada tingkat kompetensi dan kualitas mereka sebagai sumber daya pembangunan.

Demikian ditegaskan Bamsoet dalam Webinar Nasional bertajuk “Peluang dan Tantangan Pemuda Menuju Era 5.0” yang diselenggarakan secara virtual, Minggu (21/2/2021).

Bamsoet memaparkan data bahwa dari aspek latar belakang pendidikan, sebagian besar pemuda Indonesia atau 74,18 persen adalah lulusan sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama.

Sebanyak 38,77 persen dari mereka adalah lulusan SMA/sederajat dan 35,41 persen lulusan SMP/sederajat.

Sedangkan pemuda yang menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi hanya sebesar 10,36 persen, dan sekitar 11,97 persen pemuda hanya tamat SD/sederajat.

Sisanya, 3,49 persen tidak tamat SD atau belum pernah sekolah.

"Dari besarnya jumlah penduduk usia muda di Indonesia, ternyata potensi ekonomi dan ketenagakerjaan pemuda yang diukur berdasarkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga belum optimal. TPAK pemuda Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar 61,31 persen, atau mengalami penurunan jika dibandingkan TPAK pada tahun 2019 sebesar 61,96%," kata Bamsoet.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) itu menerangkan, pada 2020 BPS juga mencatat tingkat pengangguran terbuka pemuda Indonesia sebesar 15,23 persen.

Itu berarti bahwa dari setiap 100 angkatan kerja pemuda, terdapat sekitar 15 pemuda yang tidak atau belum bekerja.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper