Bisnis.com, JAKARTA - Dalam rentang waktu 2020 hingga 2035, Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi. Momen ini perlu dimanfaatkan untuk menjadikan Tanah Air sebagai negara unggulan.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa ke depannya kaum remaja menjadi fokus perhatian. Namun, tidak pula mengabaikan keluarga lansia.
“Tapi ingat bahwa kita bisa mendapat bonus demografi bisa ditransformasi menjadi bonus kesejahteraan atau tidak, memang sebagai determining adalah generasi muda ini,” katanya melalui diskusi virtual, Selasa (22/12/2020).
Hasto menjelaskan bahwa dengan begitu orientasi cara pandang dan rencana strategis perlu disesuaikan. Calon pemuda dan pasangan subur perlu dikawal agar tidak kehilangan kesempatan.
Semua kalangan perlu tahu kesempatan bonus demografi tidak lama. Itu sebabnya saat anak muda menikah di usia dini lalu putus sekolah, punya banyak anak yang jaraknya dekat, ditambah kematian ibu juga anak tinggi, serta banyak pekerja informal, yang terjadi adalah sia-sia bonus demografi.
Kondisi tersebut tambah Hasto juga berisiko melahirkan stunting. Ujungnya menghasilkan kualitas sumber daya manusia tidak unggul.
Baca Juga
“Sehingga hal yang sangat menggelisahkan kita bersama bahwa kita menghadapi bonus demografi dengan ciri-ciri belum menuju demographic dividend[bonus demografi]. Tetapi sebagian masih miss demographic dividend,” jelasnya.