Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kembali menampik tudingan rencana pengambilalihan pucuk pimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono.
DPP Partai Demokrat menuding Moeldoko berencana mempengaruhi 360 kader pemegang hak suara mengadakan kongres luar biasa atau KLB untuk menurunkan AHY dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat.
Langkah Moeldoko itu dianggap sebagai motif untuk maju dalam bursa calon presiden atau Capres di tahun 2024.
Kendati demikian, Moeldoko menjawab santai tudingan yang ditujukan pada dirinya.
Menurut Moeldoko informasi yang santer beredar di tengah masyarakat ihwal kudeta pucuk pimpinan Partai Demokrat berlebihan.
“Pekerjaan urusan Covid-19 aja sudah gak karuan-karuan, kita pusing. Ngapain mikirin yang enggak, enggak penting,” kata Moeldoko di kediamannya, Rabu (3/2/2021).
Baca Juga
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan ada upaya di lingkaran Istana yang dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggulingkan dirinya dari pucuk pimpinan Partai Demokrat.
AHY menyebut motif dari gerakan politik itu berkaitan dengan penentuan calon presiden atau Capres dalam Pemilu 2024.
“Pengambilalihan posisi Ketua Umum Partai Demokrat akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan sebagai calon presiden dalam pemilu 2024 mendatang,” kata AHY saat konferensi pers di DPP Partai Demokrat pada Senin (1/2/2021).
AHY menuturkan oknum lingkaran Istana itu telah mencoba memengaruhi 360 kader Partai Demokrat yang memegang hak suara untuk mengadakan Kongres Luar Biasa atau KLB.
“Rencana yang dipilih para pelaku untuk mengganti secara paksa ketua umum yang sah adalah dengan mengadakan kongres luar biasa berdasarkan penuturan saksi dalam berita acara pemeriksaan,” ujar AHY.