Bisnis.com, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam laporan terbarunya menyebut adanya dugaan sistem autothrottle yang bermasalah pada pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
Pilot Vincent Raditya melalui video YouTube miliknya mengunggah penjelasan mengenai sistem autothrottle pesawat, Minggu (24/1/2021). Pria yang akrab disapa Captain Vincent memaparkan bahwa throttle adalah alat yang digunakan untuk mengubah pengaturan atau setting kekuatan mesin pesawat.
"Jadi kalau kita bicara dengan namanya saja, autothrottle itu sudah melambangkan artinya. Auto gampangnya automatic, throttle itu alat penggerak semacam gas pesawat. Jadi, autothrottle adalah automatic throttle," kata Captain Vincent seperti dikutip Bisnis, Senin (25/1/2021).
Vincent menuturkan pada awalnya pilot menerbangkan pesawat dari 1903. Pada saat itu, pilot harus menerbangkan pesawat secara manual.
Hal tersebut membuat pilot harus berkonsentrasi pada banyak hal ketika menerbangkan pesawat.
"Kaki harus dijaga, tangan harus dijaga di-throttle, dan pilot harus terus berkonsentrasi mengenai penerbangan harus jaga, sedikit meleng saja air split-nya sudah naik," jelasnya.
Baca Juga
Menurutnya, keberadaan autopilot dan autothrottle penting untuk mengurangi workload pesawat. Namun, bisa diyakini siapa pun pilot sudah dilatih untuk menerbangkan pesawat dengan atau tanpa autopilot atau autothrottle.
Namun, banyak pabrikan yang mencoba menemukan sebuah sistem yang bisa mengurangi beban seorang pilot.
"Pada 1931 autopilot pertama sudah dapat digunakan keliling dunia, dengan durasi kurang lebih 8 hari. Autopilot sudah dapat meringankan tugas manusia," ujarnya.
Melalui video yang berdurasi 13 menit 15 detik itu, Vincent menyampaikan pesawat jenis Boeing, seperti yang dipakai oleh pesawat Sriwijaya Air SJ182, tetap bisa diterbangkan dengan baik. Meskipun, tanpa menggunakan autopilot dan tanpa autothrottle.
Dia mengatakan siapapun tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di dalam pesawat.
"Tapi in general [garis besar], pesawat ini memang bisa dan mampu diterbangkan tanpa auto pilot dan autothrottle," ucap Captain Vincent.
Vincent menambahkan autothrottle bukanlah suatu ancaman yang besar untuk pesawat.
Dia menilai autothrottle ini bukanlah sebuah threat yang besar untuk pesawat Boeing 737 milik Sriwijaya SJ182.
"Namun, itu bisa saja belum tentu benar, karena yang tahu situasinya hanya orang-orang yang ada di dalam pesawat," ungkapnya.
Namun, Vincent meyakini bahwa siapa pun pilot yang menerbangkan pesawat akan terus berjuang dengan kemampuan dan kepintaran untuk menyelamatkan semua penumpang.
"Jadi setiap pilot yang terbang di maskapai pada saat ini, bisa diyakinkan sudah melalui berbagai macam pelatihan, dan diuji setiap enam bulan," pungkasnya.