Bisnis.com, JAKARTA - Taliban meminta kepada Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden tetap menghormati perjanjian untuk menarik tentara Amerika dari Afghanistan untuk melindungi diskusi perdamaian intra-Afghan.
“Langkah-langkah harus dilakukan untuk mengakhiri perang, bukan untuk memperpanjangnya dan perjanjian dilakukan atas tujuan tersebut,” kata juru bicara senior Taliban di Doha, Mohammad Naeem seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/1/2021).
Seperti diketahui, AS telah menandatangani perjanjian penarikan pasukan di Afghanistan pada Februari lalu. “Kurangnya keutuhan dari implementasi perjanjian tersebut akan berpengaruh pada pada proses negosiasi,” tambahnya.
Presiden Donald Trump telah memerintahkan pengurangan jumlah tentara AS dari 4.500 menjadi 2.500 pasukan, meski hal ini mengundang kontra dari Republik dan Demokrat.
Hingga saat ini, Biden belum dapat bisa dipastikan berminat untuk mengurangi pasukannya sesuai perjanjian pada Mei.
Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan kepada CNN bahwa administrasi Biden akan mendukung diplomasi dengan Taliban untuk memutus hubungan dengan Al-Qaeda dan kelompok teroris lainnya, mengurangi kekerasan, dan menjaga kepercayaan negosiasi.
Baca Juga
Andrew Watkins, analis senior International Crisis Group mengatakan keputusan terkait dengan penarikan tentara AS di Afghanistan merupakan agenda mendesak di awal pemerintahan Biden.
“Jika administrasi Biden mengabaikan deadline pada perjanjian AS - Taliban tanpa diskusi dan menundanya, Taliban hampir pasti akan meningkatkan kekuatan mereka, baik melalui serangan terhadap pusat-pusat populasi, fasilitas yang menampung pasukan internasional atau keduanya,” kata Watkins.
Penarikan pasukan AS tidak akan memengaruhi kemampuan Afghan untuk memukul mundur Taliban, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Rahmatullah Andar.