Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Republik Indonesia ke-12 Jusuf Kalla mengungkapkan alasan dirinya membantu untuk menyelesaikan permasalahan negara Islam, khususnya di Afganistan.
Alasan tersebut disampaikannya melalui acara Webinar Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) bertajuk "Masalah Strategis Kebangsaan dan Solusinya" pada Senin (28/12/2020).
JK, sapaan akrabnya, menuturkan ingin melaksanakan amanat yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945, yang berbunyi bahwa Indonesia harus turut serta dalam ketertiban dunia dan menjaga perdamaian.
"Saya hanya ingin melaksanakan UUD 1945, di mana Indonesia harus turut serta dalam ketertiban dunia dan kedamaian sejati. Kalau kita tidak melaksanakan itu, kita tidak melaksanakan UUD 1945," ungkap Jusuf Kalla, seperti dikutip Bisnis.com, Selasa (29/12/2020).
Jusuf Kalla menuturkan banyak negara yang mengharapkan, Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia, melakukan hal-hal kebaikan untuk menyelesaikan permasalahan.
Informasi tersebut didapat JK dari koleganya yang berada di berbagai negara Islam. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) tersebut menilai banyak negara Islam mengharapkan kontribusi Indonesia. Menurutnya, hal ini merupakan kewajiban bagi setiap masyarakat Indonesia untuk melaksanakan pembukaan UUD 1945.
Baca Juga
"Karena saya sendiri hanya pergi [atas nama] pribadi, bukan mewakili pemerintah atau apa. Saya melihat harapan negara itu kepada Indonesia sebagai negara yang penduduk Islam terbesar, mereka mengharap banyak dari kita berbuat lebih baik hingga masalah keamanan mereka untuk membantu menyelesaikannya," jelasnya.
"Ini suatu kewajiban kita untuk melaksanakan UUD 1945, lihat pembukaannya juga tentu hal-hal lainnya untuk stabilitas negeri," imbuhnya.
Usai mengunjungi Afganistan, dia mengungkapkan kondisi keamanan Indonesia jauh lebih aman dibandingkan dengan negara Islam lainnya. Apalagi jika dibandingkan dengan keamanan di Afganistan, di mana masyarakat di sana selalu merasa khawatir akan aksi teror bom.
"Saya lihat bagaimana kehidupan mereka dikasih pilar beton di depannya untuk jangan kena bom. Begitu juga orang-orang selalu khawatir kapan bom lagi," paparnya.
JK berharap masyarakat Indonesia mensyukuri damainya keamanan di Tanah Air, salah satunya dengan saling menjaga agar tidak terjadi konflik sosial.
Bahkan dia mengatakan bahwa Indonesia jauh lebih beruntung dibanding dengan negara Islam seperti Irak, Syiria, Libya, Yaman, Nigeria, Iran hingga Afganistan yang semua mempunyai masalah berat dari sisi politik dan keamanan.
"Kita Alhamdulillah terbebas daripada masalah itu, walaupun ada sedikit tapi tidak seperti itu. Kehidupan kita tetap dapat tenang dibanding dengan negara-negara Islam lainnya. Oleh karena itu, kita mengharapkan bagaimana persatuan di Indonesia dijaga sebaik-baiknya, keamanan dijaga sebaik-baiknya, dan sebagainya," katanya.
Minggu depan, JK mengatakan bahwa ia akan kembali pergi ke luar negeri untuk menyelesaikan permasalahan di beberapa negara sahabat.
Di kesempatan yang sama, JK juga memaparkan apabila permasalahan Covid-19 di Indonesia belum selesai hingga kurun waktu dua tahun, maka akan timbul krisis ekonomi yang jauh lebih berat dan bisa menyebabkan pada masalah politik, sosial, kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya.
"Apapun yang kita kerjakan dari sisi politik, sisi keamanan, [atau] sisi sosial. Kalau penyebabnya tidak diselesaikan, maka akan terjadi tahapan-tahapan yang lebih berat. Kita lihat-lihat negara-negara besar, negara-negara Eropa bagaimana mereka kesulitan menghadapi semuanya, kita beruntung tidak sebesar korbannya seperti itu," pungkasnya.