Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Jepang meminta institusi pendidikan perawatan di penjuru negeri untuk mengirim siswa dan stafnya yang memiliki lisensi perawatan, ke rumah-rumah sakit.
Melansir NHK pada Selasa (5/1/2021), permintaan tersebut muncul seiring institusi medis di penjuru Jepang kesulitan akibat kekurangan perawat karena melonjaknya penularan virus korona.
Kekurangan perawat juga memengaruhi kapasitas guna menyediakan layanan medis reguler.
Kementerian Kesehatan meminta sekitar 280 akademi dan universitas yang memiliki program keperawatan untuk mengirim siswa pascasarjana dan staf pengajar yang adalah perawat bersertifikat. Mereka akan bekerja di rumah sakit dan fasilitas yang menerima pasien Covid-19.
Para siswa dan staf itu diminta untuk mendaftarkan diri pada pusat-pusat perawat yang ditetapkan oleh masing-masing provinsi. Pusat-pusat itu akan mengerahkan mereka ke institusi medis berdasarkan ketersediaan dan pilihannya.
Di sisi lain, Pemerintah Jepang berencana mengumumkan status keadaan darurat bagi Tokyo dan tiga provinsi yang bertetangga sesegera Kamis (07/01/2021) guna membendung penyebaran virus korona.
Baca Juga
Perdana Menteri Suga Yoshihide mengatakan dalam konferensi pers, Senin (04/01/2021) bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan menetapkan status keadaan darurat bagi ibu kota serta juga provinsi-provinsi Saitama, Chiba, dan Kanagawa.
Penetapan status tersebut tampaknya akan berlaku selama sekitar satu bulan.
Pemerintah akan mencoba untuk tidak menghambat aktivitas sosial dan ekonomi dengan menerapkan langkah-langkah dalam cara yang terbatas dan terfokus. Pihaknya berencana meminta restoran dan bar untuk mengurangi jam operasinya serta memperluas sokongan finansial bagi pihak-pihak yang memenuhi permintaan tersebut.