Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Melonjak, Pemerintah Jepang Kembali Tarik Rem Darurat

Pengumuman keadaan darurat kemungkinan akan dilakukan pada pekan ini sebagai respons atas lonjakan kasus penularan Covid-19 di Tokyo dan sekitarnya.
Seorang warga Jepang berdiri di sudut jalan di kota Tokyo./Bloomberg
Seorang warga Jepang berdiri di sudut jalan di kota Tokyo./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akan mengumumkan keadaan darurat untuk kedua kalinya selama pandemi COVID-19, demikian dikutup dari Nikkei. 

Pengumuman keadaan darurat kemungkinan akan dilakukan pada pekan ini sebagai respons atas lonjakan kasus penularan Covid-19 di Tokyo dan sekitarnya.

Daerah yang akan terdampak kebijakan tersebut, menurut Nikkei, mencakup Tokyo serta prefektur Kanagawa, Saitama dan Chiba. Ini merupakan kali kedua Jepang mengumumkan keadaan darurat. Keadaan serupa pernah terjadi pada 7 April tahun lalu dan berlangsung hingga akhir Mei.

"Kami, sebagai pemerintah, sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat," kata Suga kepada wartawan, Senin, (4/1/2021). 

"Kami akan mengerjakan rinciannya secepat mungkin untuk secara efektif mengurangi risiko infeksi saat makan dan minum," katanya, sambil menambahkan bahwa para ahli telah menyebutkan berapa kasus banyak yang dikonfirmasi berasal dari restoran dan bar.

Suga mengisyaratkan keadaan darurat  akan fokus ke tempat-tempat yang menjadi sumber penularan. Hal ini berbeda dengan kondisi darurat sebelumnya yang menutup sekolah dan fasilitas lainnya. 

Perdana menteri mengatakan parlemen, yang bersidang bulan ini, akan membahas manajemen virus di bawah undang-undang yang direvisi tentang penyakit menular "untuk mengambil tindakan yang lebih efektif dengan menggabungkan insentif dan denda." 

Sumber mengatakan kepada Nikkei bahwa pada hari Senin bahwa memang pemerintah tidak berniat melakukan pembatasan sekolah baik dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. 

Otoritas menganggap sekolah belum dikaitkan dengan banyak infeksi, dan anak muda cenderung tidak mengalami gejala virus corona yang parah. Ujian masuk universitas nasional, yang akan dimulai pada 16 Januari, juga diharapkan akan diadakan sesuai jadwal, menurut berbagai sumber pemerintah. 

Banyak otoritas lokal menutup sekolah selama keadaan darurat musim semi lalu. Tetapi pejabat pemerintah berhati-hati untuk mengulang, karena semester baru akan segera dimulai dan musim ujian masuk akan berlangsung hingga Maret. 

Pemerintah sedang berunding dengan partai-partai yang berkuasa mengenai rencana darurat tersebut dan akan membuat keputusan akhir setelah mendengarkan pendapat dari panel ahli. 

Keadaan darurat akan memungkinkan gubernur dari prefektur yang ditunjuk untuk meminta, dengan kedudukan hukum yang jelas, warga untuk menahan diri dari keluar. Restoran dan toko dapat diminta untuk menutup atau mengurangi jam operasional.

Di sisi lain,  Jepang Nikkei Stock Average jatuh dalam perdagangan pagi hari Senin, pada satu titik jatuh lebih dari 400 poin, atau 1,5%, karena kekhawatiran atas infeksi yang meningkat di negara itu dan prospek keadaan darurat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Sumber : Nikkei
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper