Bisnis.com, JAKARTA - Unilever Plc mengumumkan akan kembali beriklan di Facebook Inc, Instagram dan Twitter Inc di Amerika Serikat (AS) setelah memutuskan berhenti pada Juni lalu akibat perpecahan dan ujaran kebencian di platform media sosial tersebut selama periode pemilihan umum di Negeri Paman Sam itu.
Dikutip dari Channel News Asia, perusahaan barang konsumen tersebut mengatakan melalui situs perusahaan pada hari Kamis (17/12/2020) bahwa mereka berencana untuk mengakhiri jeda iklan pada Januari 2021 dan akan terus memeriksa platform tersebut dalam periode pasca pemilihan.
Unilever awal tahun ini bergabung dengan boikot iklan terhadap Facebook sebagai bagian dari kampanye "Hentikan Kebencian untuk Profit" yang dimulai oleh kelompok hak sipil AS setelah kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam di Minneapolis yang meninggal saat dibekuk polisi pada 25 Mei 2020.
Gerakan tersebut meminta Facebook, yang memiliki Instagram, untuk berbuat lebih banyak dalam menghentikan ujaran kebencian.
"Kami akan menilai secara dekat platform terkait jadwal dan komitmen mereka, serta polarisasi di feedback dalam media sosial pasca pemilu seiring berjalannya tahun," kata Unilever.
Facebook menyambut baik langkah Unilever. Sayangnya, Twitter belum memberikan komentar apapun.
Baca Juga
"Kami menantikan kemitraan berkelanjutan kami pada tahun 2021 dan tetap berkomitmen pada pekerjaan kami dengan Global Reliance for Responsible Media untuk memerangi konten berbahaya secara online," kata Carolyn Everson, Wakil Presiden Grup Bisnis Global di Facebook.